Engineer NASA yang dipimpin ahli fisika Bill Emrich telah ditugaskan membuatnya. Roket tenaga nuklir disebut dua kali lebih efisien dibanding roket yang ada saat ini dan bisa lebih cepat sampai ke Bulan ataupun Mars, walaupun pembuatannya rumit dan memproduksi sampah beracun.
Dikutip detikINET dari Sputnik News, reaktor nuklir takkan digunakan untuk lepas landas dari Bumi, tapi dipakai untuk melesat di angkasa. Peluncurannya tetap dengan bahan bakar kimia seperti yang dilakukan selama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak masalah di eksplorasi antariksa terkait tenaga kepadatan tinggi yang harusnya tersedia sepanjang waktu dan tenaga nuklir mungkin adalah satu-satunya pilihan," sebut Rex Geveden, mantan adminstrator NASA.
Administrator NASA saat ini, Jim Bridenstine, sebelumnya pernah menyebut bahwa tenaga nuklir untuk roket antariksa merupakan terobosan besar yang seharusnya dimanfaatkan oleh AS.
Emrich dan timnya telah melakukan simulasi dengan kondisi ekstrim di Marshall Space Flight Center. Tujuannya untuk memastikan desain reaktor nuklir bisa bertahan dari panasnya sendiri dan beroperasi di temperatur ekstrim, sekitar 4.000 derajah Fahrenheit.
Proyekya dinamakan sebagai NTRESS, Nuclear Thermal Rocket Element Environmental Simulator. Nantinya jika semua berjalan sesuai rencana, akan dipelajari bagaimana menggabungkannya dengan Space Launch System, roket generasi baru buatan NASA.
(fyk/fay)