Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio
Hide Ads

Kolom Telematika

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio

Lucky Sebastian - detikInet
Selasa, 20 Agu 2019 08:20 WIB
Foto: Lucky Sebastian
Jakarta - Satu persatu, smartphone flagship menghilangkan port jack audio di perangkat mereka. Yang terbaru adalah Samsung, lewat peluncuran seri Galaxy Note 10.

Tentu saja, langkah Samsung ini mendapat sorotan dari media dan para pengguna. Karena setelah Apple menghilangkannya di iPhone, Samsung dianggap akan bertahan terus dengan port jack audio 3,5mm.


Apalagi Samsung Amerika pernah membuat seri iklan pendek, di mana salah satu fitur yang diunggulkan di produk Samsung dibandingkan dengan Apple adalah masih tersedianya port jack audio. Jadi, kenapa Samsung akhirnya menghilangkan port jack audio?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jawaban resmi dari pihak Samsung, dengan menghilangkan port jack audio memberi ruang yang bisa dimanfaatkan untuk baterai dan menambah daya sekitar 100 mAh. Tanpa kehadiran port jack audio ini juga, smartphone bisa dibuat lebih tipis lagi.

Pernyataan ini benar adanya, walau hanya menjelaskan satu sisi ketidakhadiran port jack audio. Tapi alasan yang lebih panjang dari penjelasan Apple saat meniadakan jack audio dengan alasan 'courage', bisa jadi tidak bisa memuaskan banyak pihak.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Jadi sebenarnya, apakah ada alasan lain mengapa akhirnya industri smartphone lambat laun akan menghilangkan port jack audio yang bertahan sudah sangat lama?

Kita sekarang sudah melihat vendor berusaha membuat smartphone yang bagian depannya sebisa mungkin keseluruhannya layar. Tombol-tombol navigasi seperti home, back, dan recent apps, mulai hilang digantikan gesture.

Desain smartphone ke depan akan semakin sederhana dan futuristik, tombol-tombol akan hilang dan akan menyisakan satu port saja, USB-C, yang suatu saat juga mungkin akan hilang.

Port USB-C digagas oleh forum dari beberapa perusahaan global yang dinamakan USB-IF, untuk membuat standar port yang sama, yang bisa digunakan oleh berbagai perangkat elektronik.

Sekarang ini, kita mulai melihat banyak perangkat elektronik sudah menggunakan USB-C sebagai standar, dari laptop hingga smartphone, yang akan berlanjut ke perangkat lainnya seperti monitor, televisi, dan lain sebagainya.

Port USB-C sanggup mengantarkan daya yang besar hingga 100W, sehingga bisa digunakan baik oleh laptop dan smartphone. Bahkan perangkat Apple yang memiliki port proprietary sendiri tidak lama lagi akan menggunakan port USB-C untuk iPhone, setelah mengimplementasikannya pada laptop. Pasalnya, Apple adalah salah satu penggagas USB-C dan ada di board of director USB-IF.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


USB-C ini menjadi universal port masa depan, karena dalam satu port bisa mengantarkan sekaligus Digital Audio, Video, Data, dan Power. Kita melihat kehadiran port USB pada laptop sanggup menghilangkan banyak port lain yang dulu bermacam-macam dan menjadikan laptop bisa sangat tipis.

Beberapa port memang hanya menjalankan salah satu fungsi, seperti HDMI mengirimkan digital video tapi tanpa audio, jack power yang berbeda-beda bentuk hanya untuk charging, dan jack audio hanya untuk analog audio. Semua port tersebut sekarang bisa tergantikan hanya dengan satu buah port, USB-C.

Sekarang ini, port USB-C sudah mulai umum terdapat di smartphone-smartphone baru, dan dengan kehadirannya, untuk simplifikasi, port jack audio adalah port yang bisa 'dibuang'.

Di balik pro dan kontra hilangnya jack audio ini, yang umumnya lebih banyak kontra, sebenarnya apa sih kelebihan yang bisa ditawarkan audio lewat USB-C?


Data Digital dan Analog

Musik dan video, baik yang kita simpan di smartphone atau kita streaming, semuanya berbasis data digital. Lagu-lagu dengan format MP3. MP4, Flac, WAV, dan lain sebagainya semua berbasis digital.

Untuk bisa menjadi lagu atau suara yang kita dengar pada speaker atau earphone/headphone, sinyal digital ini harus diubah menjadi analog. Untuk itu, dibutuhkan chip yag dinamakan DAC, Digital to Analog Converter.

Chip DAC ini bermacam-macam, dari berbagai brand dan berbagai kualitas. Hasil output suara analog yang melewatinya bisa berbeda-beda, walau lagunya sama.

Jadi analogi mudahnya, data atau sinyal digital adalah bahan mentah, misalnya saat kita akan membuat nasi goreng, dan DAC adalah kokinya. Jadi hasil akhir 'rasa' nasi goreng ini akan sesuai dengan olahan DAC.

Karena musik adalah masalah selera, dan bukan hal yang baku, maka setiap orang bisa punya pilihan berbeda terhadap suara sebagus apa yang cocok yang ia ingin dengarkan, apakah bass yang cukup, atau bass yang berlebih, bagaimana keseimbangannya dengan mid, sound staging, dan lain sebagainya.

Dengan data analog yang keluar dari smartphone lewat jack audio yang sudah diolah DAC bawaan smartphone, maka mau tidak mau, pengguna 'harus' menikmati tuning dari smartphone tersebut, seperti racikan nasi goreng koki smartphone.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Sementara itu, data audio atau suara yang keluar dari USB-C masih berupa sinyal digital atau bahan mentah. Ketika data ini masih digital, maka perangkat audio lain bisa mengolahnya lebih murni sesuai yang diinginkannya, misalnya headphone yang memiliki chip DAC sendiri.

Peminat musik yang serius, biasanya rela berinvestasi pada perangkat earphone atau headphone yang dianggapnya sesuai dengan pengalamannya akan suara yang dikatakan bagus.

Ketika berbagai perangkat smartphone nanti sudah menggunakan port audio dari USB-C, ini akan mendorong inovasi lebih maju pada perangkat-perangkat aksesoris audio, seperti eksternal speaker, earphone, headphone, eksternal DAC, dan lain sebagainya.


Digital Audio dan Power

Noise-cancelling menjadi salah satu fitur yang dikejar banyak orang saat membeli headphone. Fitur ini memungkinkan kita mendengarkan musik tanpa banyak terganggu ambien suara dari luar, sehingga suara musik yang dihasilkan terdengar lebih asli dan jernih.

Untuk mengaktifkan fitur ini, biasanya headphone membutuhkan daya dari baterai. Hadirnya baterai mempengaruhi bentuk headphone yang harus lebih besar dan berat, karena jack audio hanya bisa menghantarkan audio.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Sementara itu, USB-C bisa menghantarkan data audio sekaligus power. Dengan ini, keperluan baterai di headphone untuk mengaktifkan noise cancelling bisa ditiadakan, digantikan daya dari USB-C smartphone. Hasilnya, headphone yang bisa lebih tipis dan ringan.

Dengan melakukan noise cancelling di perangkat audio langsung dari sumber digital bukan anolog hasil DAC, bisa didapat hasil yang lebih maksimal, karena pengaruh 'kebisingan' di dalam perangkat smartphone saat mengubah sinyal digital ke analog di DAC bisa dihindari.


Digital Audio dan Data

Sekali lagi, jack audio hanya bisa mengantarkan gelombang analog audio, sementara USB-C bisa mengantarkan juga data. Pembuat perangkat audio seperti earphone, headphone, ketika sudah memiliki DAC sendiri, Kemungkinan akan menyiapkan cara bagaimana audio yang dihasilkan di fine tuning. Misal dengan preset equalizer atau custom, pengaturan kekuatan noise cancelling, besarnya output suara, dan lain-lain.

Area terbatas di headphone atau earphone akan cukup sulit melakukan hal ini dengan menyediakan banyak tombol, tetapi dengan USB-C yang bisa menghantarkan data, semua tampilan fine-tuning setting ini bisa dilakukan di layar smartphone.

Selain memudahkan, juga bisa mengurangi biaya yang harus dikeluarkan pembuat headphone untuk menyiapkan tombol-tombol atau area pengaturan ini sekaligus membuatnya lebih ringkas.

Ada kemungkinan juga headphone tersebut dikembangkan dengan internal storage di dalamnya, untuk keperluan firmware, fitur, bahkan mungkin menyimpan lagu dan gambar. Lewat jack audio, data ini tidak bisa dikirimkan, tetapi lewat USB-C sangat bisa.


Digital Audio, Video, Data, dan Power

Kita sekarang ini berada di era sharing. Segala sesuatu mudah untuk dibagikan, mulai dari apa yang kita makan, lakukan, capaian olahraga, hingga musik yang sedang kita dengarkan di media sosial.

Era ini membuat banyak perangkat 'nyeleneh' yang ditujukan untuk itu, seperti kacamata berkamera, smartband, kalung yang merekam kegiatan sehari-hari pemakainya lewat kamera, cincin, dan lain sebagainya.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Bisa saja, sebentar lagi era headphone dengan earcup berisi layar akan mudah ditemui. Mungkin saat menyaksikan YouTube, video yang sama akan ditampilkan di sana, ketika mendengar Spotify, album art, judul lagu, penyanyi, tampil di sana bahkan mungkin dengan liriknya, atau sekadar menampilkan gambar-gambar yang dipilih pengguna untuk terlihat lebih cool.

Dengan koneksi USB-C, bisa membuka lebih banyak kemungkinan earphone atau headphone lebih dari sekadar mendengarkan musik. Pertanyaan berikutnya, Apple dan Google, dan beberapa brand lain sudah lebih dulu menghilangkan jack audio ini juga pada produknya. Mengapa Samsung baru sekarang?

Apple ini liga yang berbeda, liga tanpa lawan dari sisi OS dan ekosistem, dan penggunanya juga masif. Apple punya kemampuan mendorong atau 'memaksa' penggunanya tanpa mereka punya pilihan beragam lain.

Makanya Apple bisa ekstrem langsung menghilangkan jack audio dan 'memaksa' penggunanya beralih ke airpods wireless, sehingga secara pertumbuhan penjualan, airpods ini terdorong untuk dimiliki banyak pengguna Apple. Lagipula secara harga, perangkat Apple cenderung premium, sehingga penggunanya tidak akan kesulitan untuk membeli airpods.

Google sendiri dari sisi jualan produk smartphone Pixelnya tidak besar. Tetapi smartphone yang dibuat Google menjadi 'contoh' untuk smartphone dari vendor lain. Google juga menyadari bahwa smartphone dan perangkat lain akan beralih ke USB-C, dan Google termasuk salah satu pendorongnya. Google juga menyiapkan produk Google Pixel Buds untuk pengguna beralih memanfaatkan earphone wireless.

Samsung sendiri sebagai pemilik market share smartphone terbesar di dunia, harus lebih berhati-hati, karena persaingan yang berat pada smartphone Android. Tidak mudah mengubah fitur yang sudah lama ada tanpa menimbulkan riak.

Untuk itu, Samsung perlu memastikan jika jack audio dihilangkan, ada beberapa skenario yang bisa menggantikan kehilangan ini dan memastikan ekosistemnya siap.

Skenario pertama tentu memastikan lini wireless earphone-nya bagus. Apalagi pada seri-seri flagship, Samsung sudah menyertakan earphone sekelas AKG yang bagus. Jika wireless earphone-nya tidak sejajar, kemungkinan akan menimbulkan banyak protes.

Sampai saat ini, Samsung sudah mengeluarkan beberapa produk wireless earphone, dari yang sedikit berkabel hingga true wireless tanpa kabel, seperti Gear Icon X yang sudah 2 generasi, dan yang terakhir Galaxy Buds.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Bahkan untuk wireless earphone ini, Samsung juga membuat codec sendiri yang dinamakan scalable codec untuk meminimalisir gangguan interferensi dari gelombang luar.

Sambutan terhadap Galaxy Buds juga sangat baik, codec siap, lini wireless earphone ini dianggap sudah siap untuk mereka, para pemilik smartphone flagship jika ingin beralih kepada wireless earphone yang lebih simple.

Skenario kedua, Samsung harus menyiapkan jawaban untuk pertanyaan paling ramai: "Bagaimana kalau mau mendengarkan lagu lewat earphone sambil charging?".

Ada dua kemungkinan jawaban, jawaban pertama adalah menggunakan earphone wireless saat charging lewat kabel USB-C. Jawaban kedua, kalau menggunakan earphone USB-C, maka sebaliknya chargingnya lewat wireless charging.

Wireless charging ini sudah dikembangkan cukup lama dan mendukung flagship Samsung sejak Galaxy S6 sekitar 4 tahun yang lalu, dan sesudah itu, semua smartphone flagship Samsung memiliki kemampuan ini.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Kelemahan wireless charging, walau nyaman digunakan, proses chargingnya lebih lambat dari charging lewat kabel. Jadi walau sudah cukup lama Samsung menggunakan teknologi ini, pada Galaxy Note 10 dianggap lebih tepat waktunya karena sudah mendukung kecepatan wireless charging yang lebih baik di 12W dan 15W.

Dan sekarang ini, sudah tersedia banyak unit power bank yang support wireless charging, dan bersamaan dengan rilisnya seri Galaxy Note 10, Samsung juga menyediakannya sebagai aksesoris tambahan yang bisa dibeli terpisah.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio


Jawaban ketiga, super fast charging. Mendengarkan musik sebenarnya tidak menghabiskan daya yang besar. Untuk menghabiskan daya baterai smartphone mendengarkan music bisa puluhan jam, sedangkan data dari Nielsen tahun 2017, rata-rata orang Amerika mendengarkan musik 4,5 jam per hari.

Dengan charging cepat, hanya butuh 65 menit mengisi baterai smartphone dari 0% hingga full 100%. Dalam 4 menit pertama sudah sanggup mengisi 10% baterai. Jadi harusnya tanpa harus berebut port di USB-C, 15 menit charging sudah cukup untuk mendengarkan musik yang lama, bahkan dalam pernyataannya, Samsung mengatakan 30 menit charging cukup untuk smartphone digunakan sehari.

Skenario ketiga, bagaimana kalau sudah punya earphone yang bagus dengan jack audio, atau para pembuat konten ingin menggunakan eksternal microphone?

Skenario ini mau tidak mau harus menggunakan dongle dari USB-C ke jack audio. Yang harus diperhatikan saat membeli dongle, tidak semua dongle dibuat sama, karena beberapa pin dari 24 pin USB-C bisa dimanfaatkan untuk standar identifikasi peralatan, dan ada kemungkinan juga DAC bisa diletakkan di dalam dongle. Jadi, belum tentu semua dongle bisa digunakan di semua smartphone dan bisa berbeda-beda kualitasnya.

Kenapa Samsung Akhirnya Hilangkan Port Jack Audio



Penutup


Mengubah kebiasaan, apalagi yang sudah dianggap umum dan bagus, memang tidak mudah. Ke depan, kita masih akan mendengar komplain yang sama soal jack audio, sampai suatu saat semua perangkat menghilangkannya.

Peristiwa yang sama terjadi juga dengan bagian lain perangkat saat berubah, misal ukuran tray SIM card dari mini SIM ke micro SIM, SD card ke mini SD dan micro SD, hingga port dari mini USB ke micro dan sekarang ke USB-C.

Ketika menjadi standar umum, semua akhirnya akan lebih mudah menerima. Sekarang ini, perangkat-perangkat non flagship, seperti mid-end dan low-end, biasanya tidak dilengkapi dengan DAC kelas atas karena alasan harga produksi.

Suatu saat, ketika ekosistem tanpa jack audio ini sudah umum, hi-fi audio seperti headphone atau earphone kelas atas dengan USB-C bisa hanya menggunakan player dari device-device standar ini dan hasilnya tetap bagus.

Mungkin saja, keberadaan jack audio ini pada smartphone akan tinggal menunggu waktu, karena secara teknologi, jack audio ini memang sudah sangat lama tidak berubah.

Jadi, sepertinya sudah saatnya sekarang jack audio mengalah, dan kita berharap mendorong inovasi lain di sisi perangkat audio pelengkapnya, baik wireless maupun kabel.



*) Lucky Sebastian adalah seorang arsitek yang menjadi gadget enthusiast sejak 1998. Pengamatannya mengenai gadget dituangkan melalui akun Twitter @gadtorade dan blog luckysebastian.gadtorade.com.


(rns/rns)