"Pria yang hebat dan brilian yang tahu soal subyek ini daripada siapapun. Administrasi Trump akan mencari tahu," tulis Trump di Twitter sambil mengutarakan pujian pada Thiel.
Thiel, tak seperti umumnya dedengkot teknologi, adalah pendukung Trump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thiel telah meminta FBI dan CIA menyelidiki Google soal relasinya dengan China. Ia bahkan menuding sang raksasa internet tidak nasionalis dan bekerja dengan militer Negeri Tirai Bambu. Padahal di sisi lain, Google memutuskan tak melanjutkan kontrak kerja sama dengan militer AS.
Menurut Thiel, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab Google. "Berapa banyak intelijen asing menyusupi Manhattan Project untuk kecerdasan buatan? Kedua, apakah manajemen senior Google menganggap mereka secara menyeluruh telah disusupi intelijen China?," tanya Thiel.
Dikutip detikINET dari Reuters, Google telah membantah tudingan tersebut. Dan dari sisi bisnis, mereka juga saat ini tidak banyak berkiprah di China.
"Secara fundamental di China, kami sebenarnya tidak banyak berbuat saat ini, dibandingkan perusahaan teknologi besar lain," ujar Karan Bhatia, Vice President for Government Affairs Google.
Ia menolak tuduhan Google telah disusupi intelijen China. Sedangkan keputusan untuk tak melanjutkan kontrak dengan pemerintah AS bukanlah karena ada tekanan dari China.