Dilansir detikINET dari CNN, Minggu (16/6/2019), Administrator NASA Jim Bridenstine mengungkapkan, NASA membutuhkan biaya tambahan yang diperkirakan sebesar USD 20-30 miliar (Rp 287-430 triliun) untuk lima tahun ke depan.
Jika dirata-rata NASA membutuhkan biaya tambahan sebesar USD 4-5 miliar setiap tahunnya. Jumlah tersebut belum termasuk anggaran tahunan NASA yang mencapai USD 20 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: India Mau Bikin Stasiun Luar Angkasa Sendiri |
Ini pertama kalinya NASA mengungkap perkiraan total biaya untuk misi mereka menuju Bulan yang dinamakan misi Artemis. Dalam misi ini, NASA juga ingin mencetak sejarah dengan mengirimkan astronot perempuan pertama ke Bulan.
Sebelumnya Gedung Putih telah meminta anggaran tambahan sebesar USD 1,6 miliar untuk tahun fiskal 2020. Jumlah tersebut belum termasuk anggaran USD 21 miliar untuk operasional NASA tahun depan yang diminta oleh Presiden Donald Trump.
Bridenstine tidak menjelaskan lebih lanjut bagaimana NASA akan menggunakan anggaran tersebut. Tapi NASA telah membeberkan sejumlah rencana dan infrastruktur apa saja yang ingin mereka bangun untuk Artemis.
NASA saat ini sedang mengembangkan roket baru berukuran raksasa yang disebut Space Launch System. Roket ini diperkirakan dapat meluncur pada tahun depan.
Mereka juga mengembangkan kapsul Orion yang membawa awak astronot di atas roket tersebut. Selain itu NASA juga sedang mengembangkan stasiun luar angkasa kecil yang mengelilingi Bulan yang disebut Gateway.
Stasiun luar angkasa ini nantinya bisa menjadi tempat pemberhentian sementara astronot sebelum mendarat di permukaan Bulan. NASA telah memberikan kontrak kepada perusahaan antariksa Maxar untuk membangun modul pertama untuk Gateway. (rns/rns)