Seperti diwartakan Reuters, La Liga dinilai tidak menyediakan informasi cukup kepada pengguna bahwa aplikasi resminya bisa mengaktivasi mikrofon dan memonitor lokasi pengguna. Aplikasi ini sendiri disebut sudah di-download 10 juta kali.
Sebagai respons, La Liga mengeluarkan pernyataan bahwa mereka senantiasa menaati regulasi privasi data dan membantah sudah melakukan pelanggaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"La Liga menggugat keputusan tersebut, menolak sanksi yang dijatuhkan karena tidak adil, tak berdasar, juga tak proporsional dan mempertimbangkan bahwa AEPD tidak membuat upaya yang diperlukan untuk memahami bagaimana teknologinya bekerja," kata La Liga.
"Oleh karena itu, La Liga akan melakukan banding di pengadilan untuk memperlihatkan bahwa tindakan-tindakannya senantiasa dilakukan dengan bertanggung jawab dan taat hukum," sebut pernyataan itu.
La Liga juga menyatakan bahwa teknologi sudah membantu aktivitasnya memerangi aksi pembajakan digital, yang memunculkan adanya kerugian hak cipta komersial dan audivisual sekitar 400 juta euro per tahun.
Selain itu, La Liga menegaskan teknologi tersebut tidak memungkinkan untuk "menguping" suara dan pembicaraan pengguna. La Liga juga menyebut bahwa pengguna pun mesti dua kali melakukan persetujuan agar fungsi mikrofon di aplikasinya aktif.
(krs/krs)