Perjuangan Pemuda Lulusan SMK Cirebon Sabet Beasiswa Apple
Hide Ads

Perjuangan Pemuda Lulusan SMK Cirebon Sabet Beasiswa Apple

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 29 Mei 2019 21:08 WIB
Perjuangan Pemuda Lulusan SMK Cirebon Sabet Beasiswa Apple
Foto: dok. pribadi
Jakarta - Jika dibarengi dengan kerja keras, rasanya tak ada yang mustahil di dunia ini. Dan itu dibuktikan Maulana Rizal Hilman yang sukses menyabet beasiswa Apple.

Pemuda lulusan SMK Informatika Al Irsyad, Cirebon, Jawa Barat ini dalam waktu dekat akan terbang ke Amerika Serikat guna menghadiri Worldwide Developer Conference (WWDC) 2019. Dan tak seperpun uang dikeluarkannya loh alias gratis.

Semua itu berkat Rizal meraih beasiswa Apple. Ya perusahaan pembuat iPhone ini tiap tahunnya menjaring anak muda berbakat dari seluruh dunia untuk datang ke WWDC.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah senang sekali, kerja keras selama ini terbayar. Awalnya tidak menyangka karena pesertanya dari seluruh dunia dan karyanya keren-keren banget. Apalagi yang terpilih hanya 350 orang." ujar Rizal saat berbincang dengan detikINET.




Pria berusia 21 tahun ini cukup beruntung bisa mengikuti seleksi WWDC 2019 Scholarship. Pasalnya dia bukan lagi berstatus pelajar ataupun mahasiswa seperti yang disyaratkan Apple.

Lantaran Rizal merupakan lulusan Apple Developer Academy di BSD City, dia diperbolehkan ikut serta. Oleh perusahaan yang bermarkas di Cupertino itu, dia diminta membuat tugas yang harus diselesaikannya hanya dalam waktu singkat.

"Seleksi scholarship diminta membuat dan menyelesaikan playground hanya dalam 10 hari," kata Rizal.

Tiga hari pertama, dia mencari tahu terkait program yang digunakan digunakan. Lima hari berikutnya untuk pengembangan. Sisa dua harinya untuk persiapan submit karya dan pembuatan esai.

Perjuangan Pemuda Lulusan SMK Cirebon Sabet Beasiswa AppleFoto: dok. pribadi

Rizal sendiri membuat game yang dinamainya Sand Castle. Game kreativitas ini menantang pemain berpikir cepat dan ketelitian untuk membangun istana pasir dengan waktu yang telah ditentukan. Kastil yang telah berhasil dibuat bisa di-share ke media sosial.

Terdengar simpel, proses pembuatan Sand Castle tidak gampang. Dia harus menyesuaikan dengan playground yang memiliki fitur terbatas.

"Untuk bikin aplikasi iOS pakai Xcode. Di dalamnya terdapat playground untuk nyoba-nyoba bikin aplikasi. Ibarat sekolah playground ini seperti SD, sangat basic dan terbatas fiturnya," terang Rizal.

Walau sulit, Rizal berhasil merampungkannya lengkap dengan esai tentang apa yang dia bikin. Tiga minggu setelah di-submit, pemuda yang kini tengah tinggal di Tangerang ini dihubungi Apple kalau dirinya mendapatkan beasiswa WWDC 2019.


Aplikasi Bantu Tuna Netra

Foto: dok. pribadi
Dia berharap di San Jose, California nanti, dia dapat bertemu para expert Apple. Dia ingin berkonsultasi untuk mengembangkan lebih lanjut aplikasi Ainun yang dikembangkannya.

Ainun merupakan aplikasi yang membantu para tunanetra untuk mengetahui nominal uang. Selain itu dapat mengenali uang palsu atau tidak. Menggunakan AR dan informasi akan disampaikan dalam bentuk suara.

"Ketika riset, kami dengar cerita para tuna netra yang berprofesi sebagai terapis pijat sering dibohongi konsumennya. Bilangnya Rp 100 ribu ternyata Rp 20 ribu, minta kembalian lagi. Pas dapat nominal yang benar, saat dibelanjakan ternyata uang palsu," ungkap Rizal.

"Mereka kesulitan mengenali uang kertas karena ukuran hampir sama semuanya. Walaupun ada tanda untuk tuna netra, tapi mereka merasa kurang membantu apalagi kalau uangnya sudah lusuh," imbuhnya.

Sejumlah sesi pun akan diikuti Rizal, terutama soal AR. Dan dia berharap apa yang didapatkannya nanti dapat dibagi dengan teman-temannya di komunitas Android Enthusiast Jakarta (AEJ).

Komunitas ini punya anggota aktif 256 orang. Tidak hanya soal Android, ragam materi soal pemprograman dibahas saat dihelat diskusi atau workshop, seperti belum lama ini dibahas soal iOS dan source code management.

Perjuangan Pemuda Lulusan SMK Cirebon Sabet Beasiswa AppleFoto: dok. pribadi

"AEJ mewadahi setiap orang yang mau belajar atau mau mengajarkan keahliannya kepada orang lain dan semuanya gratis," kata Rizal.

Pemuda kelahiran Cirebon ini juga berharap saat WWDC 2019 nanti, dia dapat bertemu dengan CEO Apple Tim Cook. Ada dua pertanyaan yang coba akan dia sodorkan pada orang nomor satu di Apple itu.

"Saya mau tanya jika bisa balik ke usia 20 tahun tapi di era sekarang, kira-kira Tim Cook mau nyiapin apa untuk masa depannya? Lalu ingin tahu apakah ada ada hal yang disesali dan sempat mengganggu keberhasilannya," tutur Rizal.

Rahasia Bisa Masuk Apple Developer Academy

Foto: dok. pribadi
Selang setahun lulus dari SMK Informatika Al Irsyad, Rizal berkesempatan masuk ke Apple Developer Academy @BINUS yang ada di BSD City, Tangerang Selatan. Seperti meraih beasiswa WWDC, tidak mudah untuk masuk ke sana, perlu usaha yang juga keras.

Kata Rizal dia harus melewati tes pengetahuan dasar secara online. Ada pun soalnya terkait soal pemprograman, desain dan bisnis. Begitu lolos, selanjutnya akan ada sesi interview dengan pihak Apple. Mereka akan menghubungi kalau kita berhasil masuk.

Rizal masuk Apple Developer Academy (ADA) pada Juni 2018 dan lulus pada Maret 2019. Selama itu begitu banyak ilmu dan pengalaman yang direguknya.

Menurutnya ADA menyodorkan pola belajar yang berbeda, memakai challenge base learning dan berkelompok. Para peserta rutin diberikan tantangan membuat proyek yang dikerjakan bersama. Ini tidak hanya melatih kemampuan, tapi juga team work.

Pola pikirnya pun dirasa makin terasah. Sebab ADA menyodorkan ragam masalah yang harus dicari solusinya oleh para peserta. Selain itu kemampuan public speaking dinilainya bertambah baik.

"Setiap habis selesai bikin proyek, kami harus presentasi ke orang-orang Apple," beber Rizal.

Tapi masuk ADA membutuhkan komitmen yang besar. Sebab proses belajarnya selama 9 bulan penuh dan masuk setiap hari.

"Komitmen harus dimatangkan sebelum bergabung. Agak sayang kalau di tenah jalan berhenti karena kesibukan kita sendiri," tegasnya,

Rizal dan teman-temannya di Apple Developer Academy.Rizal dan teman-temannya di Apple Developer Academy. Foto: dok. pribadi

Dalam kesempatan ini Rizal pun membagikan pengalamannya bisa lolos ADA.

= Membuat CV yang menarik, menerangkan semua kelebihan dan nilai plus kamu. Jika ada portfolio aplikasi disarankan sekali untuk disertakan saat pengajuan

- Apple meminta menulis esai 300 kata. Disarankan menulis semua keinginan kamu dan potensi diri.

- Sebaiknya membaca kembali materi soal programing, seperti algoritma, desain, UI dan lain-lain sebelum tes.

- Terakhir saat sesi interview jangan telat, selalu aktif.

Halaman 2 dari 3
(afr/krs)