"Kami jelas sudah siap ketika kejadian tersebut terjadi," ucapnya, sebagaimana detikINET kutip dari CNBC, Minggu (26/5/2019).
Baca juga: Donald Trump Kasih Angin Segar Buat Huawei |
"Kami tentu punya kemampuan dalam mengalihkan sejumlah kegiatan produksi, dari negara terdampak seperti China ke negara yang membuat kami bisa melanjutkan produksi tanpa, saya pikir, mendapat dampak dari tarif impor barang," tuturnya menambahkan.
Keyakinan Wong didasari sejumlah fasilitas yang dimiliki Lenovo di sejumlah negara. Ia pun menyebut Meksiko dan Amerika Serikat bisa menjadi negara peralihan yang dituju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, belum lama ini mengancam penambahan tarif impor barang terhadap China. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai USD 300 miliar, dan barang-barang elektronik konsumen termasuk salah satu sektor yang dikenai penambahan tarif tersebut.
Baca juga: China Nikmati Jaringan 5G Mulai 1 Oktober |
Penyesuaian bisa jadi memang perlu dilakukan oleh Lenovo jika ingin mengulang, atau meningkatkan, catatan pendapatannya pada tahun fiskal 2018/2019. Untuk pertama kalinya, perusahaan yang memiliki kantor pusat di Hong Kong itu membukukan pemasukan sebesar USD 51 miliar.
Dari pemasukan tersebut, Lenovo meraup keuntungan keuntungan sebesar USD 597 juta sepanjang periode tersebut, yang berakhir pada 31 Maret lalu. Ini menjadi sukses tersendiri bagi Lenovo yang mengalami kerugian USD 189 juta pada tahun fiskal sebelumnya. (mon/mon)