Di Project Euphonia ini, para peneliti Google memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi tersebut dapat mengenali berbagai jenis pola bicara dari orang yang mengalami kesulitan komunikasi pada umumnya.
Gangguan bicara ini disebabkan oleh kondisi neurologi, seperti terkena stroke, multiple sclerosis, cedera otak traumatis, parkinson, atau Amytotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang diidap oleh Stephen Hawking selama puluhan tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pichai mengungkapkan pihaknya terus berupaya menyediakan pengenalan suara ini melalui Google Assistant di masa mendatang. Tetapi saat ini, Google membutuhkan lebih banyak sampel pembicaraan untuk melatih teknologinya ini.
Maka dari itu, perusahaan teknologi yang bermarkas di Mountain View itu mengajak kepada setiap orang yang kesulitan berbicara itu dapat mengirimkan sampel suaranya untuk mempercepat teknologi ini.
"Ini adalah contoh sempurna dari apa yang kami lakukan dengan membangun Google yang lebih bermanfaat bagi semua orang. Salah satu cara yang paling kuat, kami memberikan bantuan kepada pengguna kami melalui platform open source kami Android," pungkasnya.
(agt/afr)