detikINET berkesempatan menggenggam varian tertinggi ponsel ini, P30 Pro, tak lama usai diumumkan bersama-sama P30. Adapun handset yang dijajal adalah yang berwarna biru kehijauan (Aurora).
Dari segi tampilan, tampak perbedaan signifikan pada Huawei P30 Pro dibandingkan pendahulunya. Jika P20 Pro merasa cukup dengan mengusung layar Full View Display, di P30 Pro, Huawei membuatnya lebih lebar dengan desain lengkung ke sisi kiri dan kanannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ponsel ini punya otak Kirin 980 yang didukung RAM 8 GB. Perpaduan tersebut membuat pengoperasiannya terasa mulus dan enteng. Wajar, mengingat ini adalah ponsel flagship dengan prosesor yang di atas kertas sangat powerful. Untuk diketahui, Kirin 980 adalah prosesor ponsel pertama di dunia dengan pabrikasi 7nm.
Yang paling menarik tentunya dari sisi kamera. Sesuai dengan tagline peluncurannya kali ini, #RewritetheRules, terlihat bagaimana ambisi Huawei ingin menjadi yang terdepan dalam urusan mobile photography.
Sekilas terlihat hanya ada tiga kamera yang disusun berderet secara vertikal di bagian belakangnya. Namun sebenarnya ada kamera keempat yang ukurannya kecil, ditempatkan Huawei di samping tiga kamera yang berderet vertikal, tepatnya di bawah LED flash.
![]() |
Jika dirinci, konfigurasi kamera belakang P30 Pro terdiri dari 40 MP 27mm f/1.6 aperture + 20 MP 16mm ultrawide sensor, f/2.2 + 8 MP 5x optical periscope prism f/3.4 + Huawei TOF (time-of-flight). Sensor yang disebut terakhir adalah 'kamera' keempatnya.
Kamera P30 Pro dibanggakan sebagai sebuah terobosan dalam dunia fotografi mobile. Ada empat hal yang menjadi highlight kemampuan baru kamera P30 Pro, yakni sensor baru, zoom to the moon, AI, night mode, ToF dan dual view video.
Karena baru kesan pertama, perlu pengujian lebih lengkap. Fungsi lain seperti ketahanan baterai, performa, dan tentunya kualitas jepretan kamera, akan dibahas detikINET lebih lanjut.
Baca juga: Unboxing Huawei P30 Pro |
(rns/krs)