Lewat pernyataan resmi yang diterima detikINET, Senin (18/3/2018), pihak Bukalapak mengakui bahwa ada upaya untuk peretasan, tapi itu terjadi beberapa tahun lalu. Namun tidak ada data penting seperti user password, finansial atau informasi pribadi lainnya yang berhasil didapatkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video: Hacker Curi 13 Juta Akun, Apa Kata Bukalapak?
Intan pun menghimbau para pengguna Bukalapak untuk lebih memperhatikan keamanan bertransaksi. Disarankan mengganti password secara berkala serta mengaktifkan Two-Factor Authentication (TFA).
"Fitur FTA diperuntukan mencegah jika ada penggunaan atau penyalahgunaan data penting dari device yang tidak dikenali. Kami juga menyarankan menjaga kerahasiaan password dan menggunakan security guide yang sudah disediakan Bukalapak," kata Intan.
Untuk melihat security guide Bukalapak bisa diakses di sini.
Sebelumnya diberitakan seorang hacker bernama Gnosticaplayers menjual jutaan data akun situs populer hasil curiannya di dark web. Adapun rinciannya sebagai berikut.
- Youthmanual - platform perkuliahan dan karier Indonesia, 1,12 juta akun
- GameSalad - platform belajar online, 1,5 juta akun
- Bukalapak - situs jual-beli online, 13 juta akun
- Lifebear - situs notebook dari Jepang, 3,86 juta akun
- EstanteVirtual - toko buku online, 5,45 juta akun
- Coubic - jadwal janjian, 1,5 juta akun
Sang hacker menjual data hasil retasannya itu secara eceran di situs Dream Market. Bila ditotal nilainya 1,2431 bitcoin atau senilai USD 5.000. Bila dikurskan, nilainya sekitar Rp 72 juta. (afr/fyk)