Cerita Startup Indonesia Unjuk Gigi di Amerika Serikat
Hide Ads

Cerita Startup Indonesia Unjuk Gigi di Amerika Serikat

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 15 Mar 2019 18:00 WIB
Foto: doc Bekraf
Jakarta - Sejumlah startup dan pelaku industri kreatif tengah unjuk gigi di Amerika Serikat. Mereka memamerkan karya kreatifnya di festival South by Southwest Festival (SXSW) 2019.

Ada tujuh startup anak negeri yang mengikuti ajang bergengsi yang berlangsung di Austin, Texas (10-17 Maret). Mereka adalah Ars, Decoding, MTarget, Nodeflux, Noore Sport Hijab, Knok Percussion, dan Hello Dangdut. Kesemuanya diberangkatkan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) lewat program Archipelageek.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikINET pun menghubungi Founder & CEO MTarget Yopie Suryadi untuk mengetahui keriuhan pavilion Indonesia Archipelageek di SXSW tahun ini. Untuk diketahui MTarget, startup yang menawarkan layanan marketing automation software yang punya fitur membuat website tanpa coding, email marketing dan manajemen media sosial.

"Di paviliun Indonesia seru banget. Masing-masing dari kami menunjukkan kemampuan masing-masing. Tapi kami bertujuh plus Hello Dangdut saling bantu," ujar Yopie.

Dicontohkannya, MTarget membantu Bekraf dan teman-teman startup mengumpulkan leads (orang yang terindikasi tertarik dengan produk atau layanan) dengan fitur form, landing page dan automation. Sementara Ars. membuat animasi augmented reality untuk logo Archipelageek.

Rombongan Indonesia di SXSW 2019Rombongan Indonesia di SXSW 2019 Foto: doc Yopie Suryadi


"Pengunjung senang banget dapat merchandise. MTarget menyediakan bookmark handmade bentuk wayang. Nodeflux membuat wayang dari face recognition. Kami juga kasih kopi terbaik Indonesia juga," kata Yopie.

"Booth Hello Dangdut ramai banget dikunjungi," tegasnya.

Ekspansi ke Seluruh Dunia

Yopie bersyukur MTarget terpilih untuk ikut ke SXSW 2019. Karenanya itu dia tidak menyia-yiakan kesempatan, persiapan khusus pun dilakukan.

Sebelum berangkat mereka mempersiapkan seluruh automation untuk selama pameran. Mereka pun sampai mengembangkan fitur business card.

"Ikut pameran itu kan menyenangkan ya. Cuma problemnya nanti setelah dapat kartu nama. Follow up jadi lama banget, udah keburu dingin leadnya," terang bos MTarget ini.

"Nah kami persiapkan automation, begitu card discan, langsung dikirimkan automation, email terima kasih. Nanti tinggal dilihat dari analytics siapa yang tertarik, baru difollow up," imbuhnya.

Setelah beberapa hari mengikuti pameran, begitu banyak manfaat yang langsung dirasakannya. Sejauh ini sudah lebih dari 100 leads dan calon user yang didapat. Angka tersebut melebihi ekspektasi mereka.

Co-Founder MTarget Masas Dani dan Founder & CEO MTarget Yopie Suryadi. Co-Founder MTarget Masas Dani dan Founder & CEO MTarget Yopie Suryadi di SXSW 2019. Foto: doc Yopie Suryadi


Pihak KJRI berniat menggunakan MTarget, salah satunya dengan harapan memudahkan jalur informasi warga negara Indonesia yang di luar untuk pengurusan visa, paspor dan lain-lain.

"Mau dijadikan pilot project, semoga bisa dipakai sama KJRI lainnya," kata Yopie.

Kondisi ini membuat mereka makin percaya diri untuk melakukan ekspansi ke seluruh dunia. Saat ini pasar MTarget memang baru Indonesia dan Malaysia saja.

Di kesempatan ini Yopie mengatakan kalau mengikuti SXSW ini turut membuka matanya. Dia sempat punya pandangan miring soal pejabat pemerintahan. Tapi begitu melihat aksi petinggi Bekraf selama pameran meruntuhkan opini itu.

"Saya pikir high profile, ternyata nggak sama sekali. Mereka ikut pameran, ikut jualan. Setiap sore sehabis pameran langsung evaluasi satu persatu, mau secapek apapun juga, untuk mencatat progres. Pihak KJRI juga begitu mendukung," pungkas Yopie.

Thinkubator

Bagi kamu yang ingin startup-nya tumbuh berkembang seperti MTarget, ada banyak jalan yang bisa dilakukan. Salah satunya Thinkubator, sebuah program yang ditujukan untuk komunitas dan pelaku startup di Indonesia.

Dalam program ini, komunitas startup berkesempatan mendapat bimbingan dan ilmu baru dari para praktisi startup dari berbagai bidang dalam suatu diskusi dan workshop. Thinkubator memberikan kesempatan untuk para startup yang ingin melangkah lebih jauh dalam memajukan usaha dan membuat impian mereka menjadi nyata, membuka koneksi, mendapatkan bimbingan dari para ahli, serta menerima pendanaan untuk startup.

Cerita Startup Indonesia Unjuk Gigi di Amerika SerikatFoto: detikcom


Acara ini berasal dari inisiatif yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan beserta jajarannya, serta dukungan kementerian terkait. Grab menyambut baik imbauan ini dan menjadi Official Mobile Platform Partner. Sementara Transmedia sebagai media partner.

Thinkubator akan menjadi wadah untuk membuka kesempatan para startup yang memiliki potensi namun mengalami kesulitan dalam mengembangkan ide dan produk mereka.

Para startup dari seluruh Indonesia bisa mendaftarkan diri serta mengunduh proposal ide mereka di thinkubator.detik.com pada 5-21 Maret 2019. Kemudian Akan ada proses seleksi online hingga 22 Maret 2019.




Sejumlah 150 startup yang terpilih berhak untuk mengikuti conference dan workshop bersama para expert di bidangnya pada 28 Maret 2019 di JS Luwansa. Pada hari itu juga ada 6 peserta yang akan maju ke babak Final Live Pitch yang akan diperkenalkan kepada publik.

Para finalis akan berhadapan dengan juri yang akan menjadi investor mereka pada 29 Maret 2019 dan acara Live Pitch akan disiarkan langsung di Transmedia Group.

Segera daftarkan startup-mu di Thinkubator! Informasi pendaftarannya bisa dilihat di sini. (afr/krs)