Anthony Tan adalah lulusan Harvard Business School di Amerika Serikat. Ide Grab yang dulunya bernama GrabTaxi muncul di kepala Tan saat dia kuliah.
Dikutip detikINET dari Bloomberg, sewaktu kuliah itu ada temannya yang mengeluhkan sulitnya memesan taksi sewaktu dia berkunjung ke Malaysia. "Apa yang salah dengan sistem taksi di negerimu?" tanya temannya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kakek buyutmu kan sopir taksi dan kakekmu memulai industri mobil Jepang di Malaysia, jadi kamu harusnya berbuat sesuatu untuk mengatasi masalah itu," kata temannya lagi.
Begitulah, tercetus ide di kepala Tan untuk membuat layanan pemesanan taksi berbasis aplikasi bernama GrabTaxi. Awalnya, namanya adalah MyTeksi, kemudian berubah nama jadi GrabTaxi pada tahun 2012. Kemudian diubah lagi baru baru ini hanya menjadi Grab.
Merasa mantap dengan aplikasi itu, Tan memilih meninggalkan bisnis keluarga. Padahal posisinya sudah bagus, yakni ditunjuk menjadi kepala marketing Tan Chong Motor Holdings, distributor mobil Nissan di Malaysia yang dijalankan oleh sang ayah, Tan Heng Chew.
"Membangun sesuatu dari bawah dengan hanya bermodal PowerPoint dan menyaksikan bagaimana hidup orang terkena pengaruhnya itu jauh lebih memuaskan," demikian alasannya. Perjudian Tan sukses. Grab makin populer dan mendapat suntikan dana besar dari investor.
Meski Tan meninggalkan bisnis keluarga, tetap saja ia berkecimpung di bisnis transportasi. Kakeknya merintis perusahaan Tan Chong Motor yang sampai sekarang mengedarkan mobil Nissan di Malaysia. "Aku hidup di bawah bayang-bayang kakekku. Namanya cukup terkenal di sini dan itu cukup melelahkan," ujar Tan.
Maka, ia mendirikan Grab untuk lepas dari bayang-bayang keluarga dan mencoba mandiri. Kini agaknya, Anthony sudah mencapai impiannya tersebut. Grab makin menanjak dan telah jadi decacorn.