Dilansir South China Morning Post, Jumat (15/2/2019), Commissioner of Correctional Services Danny Woo Ying-min mengklaim teknologi tersebut bisa memantau perilaku tak normal dari para narapidana, mencegah narapidana menyakiti diri sendiri, dan mengoperasikan penjara dengan lebih efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sejumlah fasilitas lain juga akan dilengkapi dengan sistem CCTV yang mengidentifikasi kelakuan tak normal, perkelahian, dan percobaan bunuh diri. Lalu ada juga robot seharga USD 125 ribu yang bertugas untuk memeriksa keberadaan narkoba di feses narapidana.
Meski bertujuan untuk menjaga keamanan narapidana, teknologi yang akan diterapkan ini juga dianggap terlalu mencampuri privasi narapidana. Misalnya saja sistem CCTV yang akan diterapkan, yang juga akan dipasang di kamar mandi, dan jika pun mereka tak terpantau oleh kamera, narapidana tetap bisa dipantau melalui gelang yang dipakai.
Teknologi tinggi juga sebelumnya sudah mulai diuji di penjara di Amerika Serikat. Baru-baru ini ditemukan kalau mereka merekam percakapan antara narapidana dengan orang luar melalui telepon, yang seringkali dilakukan tanpa izin. Sementara Pemerintah Inggris pernah mempertimbangkan implan chip RFID ke badan narapidana.
(asj/krs)