Kisah Sekrup yang Bikin iPhone Mungkin Sulit Dibuat di AS
Hide Ads

Kisah Sekrup yang Bikin iPhone Mungkin Sulit Dibuat di AS

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Selasa, 29 Jan 2019 12:33 WIB
Foxconn, salah satu perakit iPhone. Foto: Getty Images
Jakarta - Meski terus ditekan oleh Presiden AS Donald Trump, Apple tampaknya tetap tak akan memindahkan produksi iPhone-nya ke negeri asal mereka itu. Penyebabnya mungkin adalah sebuah sekrup kecil. Begini kisahnya...

Pada 2012, CEO Apple Tim Cook mengumumkan kalau Apple akan mulai membuat komputer Mac di Amerika Serikat, yang jadi produk pertama Apple selama beberapa tahun ke belakang yang dibuat oleh pekerja asal AS. Bahkan Mac Pro pun akan dilabeli 'Assembled in USA.'

Namun praktiknya ternyata tak selancar yang dibayangkan. Ketika Apple mulai memproduksi Mac Pro di Austin, Texas, mereka kesulitan mencari pasokan sekrup yang memadai. Hal ini diungkap oleh tiga orang karyawan di proyek tersebut yang tak disebutkan namanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini jauh berbeda dengan di China, di mana Apple bisa menggantungkan nasib sekrupnya ke pabrik-pabrik yang bisa membuat sekrup berukuran khusus dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Sementara di Texas, tak ada pabrik yang bisa melakukan hal itu.




Perakitan komputer tersebut tersendat karena mengandalkan pasokan sekrup dari pabrik dengan 20 karyawan yang hanya bisa menghasilkan maksimal 1.000 sekrup tiap harinya. Apple bahkan akhirnya sampai memesan sekrup dari China.

Sekrup ini hanya satu dari sekian banyak penyebab tersendatnya proses produksi yang kemudian berdampak pada penundaan penjualan selama berbulan-bulan, demikian dikutip detikINET dari New York Times, Selasa (29/1/2019).

Masalah sekrup ini bisa mengilustrasikan masalah yang bakal dihadapi Apple jika mereka mengikuti perintah presiden Trump untuk memindahkan produksi iPhone-nya ke AS. Apple tak bisa menemukan negara selain China yang bisa mengalahkan kombinasi skala produksi, keterampilan buruh, infrastruktur, dan murahnya biaya produksi di Negeri Tirai Bambu tersebut.





Bahkan, ketergantungan Apple ke China tak sekadar soal pasokan komponen, melainkan juga jumlah pembeli. China adalah pasar terbesar Apple.

Saat Apple mengumumkan kalau mereka gagal memenuhi target penjualan -- pertama kalinya dalam 16 tahun terakhir, penyebab utamanya adalah penjualan iPhone yang melemah di China.

Tentu saja Apple tak tinggal diam menghadapi masalah ini. Mereka belakangan getol mencari cara untuk mendiversifikasi pasokan komponen untuk iPhone-nya. Terutama karena tensi antara AS dan China yang masih tinggi, dan jelas berisiko besar bagi Apple.


(asj/krs)