Musk akhirnya buka-bukaan mengenai keputusan tersebut. Ia pun menjelaskan beberapa faktor yang mendasari perubahan itu, salah satunya adalah faktor biaya.
"Biaya per kilogram (carbon fiber) mencapai USD 135. Dan ada kemungkinan 35% dari material tersebut akan menjadi rongsokan," ujar Musk dikutip detikINET dari Space, Jumat (25/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Elon Musk Lagi Doyan Banget Pecat Karyawan |
"Jadi kalian mulai mendekati hampir USD 200 per kilogram. Sedangkan baja hanya USD 3 per kilogram," tambahnya.
Selain itu, Musk juga merasa stainless steel memiliki keunggulan dari segi ketahanan terhadap suhu tinggi. Ia menyebut bahwa carbon fiber atau aluminium hanya mampu bertahan hingga suhu 150 derajat celcius, sedangkan stainless steel mampu bertahan lebih jauh lagi, mencapai suhu 820-870 derajat celcius.
Musk juga menjelaskan perihal sistem heat-shield yang akan digunakan oleh Starship. Menurutnya, ini kali pertama sistem semacam itu digunakan di roket.
"Kalian hanya butuh dua lapis (stainless steel) yang digabungkan dengan stringer," jelas Musk.
"Kemudian kalian alirkan bahan bakar atau air di antara lapisan tersebut, dan kalian memiliki perforasi mikro di sisi luar, dan pada dasarnya kalian bisa mengeluarkan air atau bisa mengeluarkan bahan bakar melalui perforasi tersebut," sambungnya.
Awal bulan ini Musk mengatakan roketnya akan mulai diuji coba untuk kali pertama dalam waktu empat hingga delapan minggu ke depan. Sayangnya, alam sepertinya berkehendak lain karena angin kencang membuat moncong milik Starship lepas dan jatuh ke tanah.
Lewat akun Twitter-nya, Musk pun mengatakan bahwa proses perbaikan Starship akibat angin kencang ini bisa memakan waktu berminggu-minggu.
(vim/krs)