Sepanjang 2018, Pengapalan PC Lesu
Hide Ads

Sepanjang 2018, Pengapalan PC Lesu

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Jumat, 11 Jan 2019 22:23 WIB
Sepanjang 2018, pengapalan PC lesu. (Foto ilustrasi PC: Christian Petersen/Getty Images)
Jakarta - Pasar komputer alias PC sepertinya masih belum terlalu bergairah, bahkan sampai kalender 2018 ditutup. Hal ini tercermin dari data dua lembaga riset kenamaan, Gartner dan IDC.

Berdasarkan data dari Gartner, total pengapalan PC secara global sepanjang Kuartal IV 2018 menyentuh angka 68,6 juta unit. Angka tersebut berbeda tipis dengan perhitungan IDC yang menyebut sebanyak 68,1 juta unit komputer dikapalkan selama periode tersebut.


Sepanjang 2018, Pengapalan PC LesuFoto: dok. Gartner

Sepanjang 2018, Pengapalan PC LesuFoto: dok. IDC


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang jelas, catatan keduanya menunjukkan penurunan dibanding Kuartal IV 2017. Persentase anjloknya pun cukup besar, sekitar 4%.

Soal siapa yang menguasai pasar PC global sepanjang Kuartal IV 2018, baik Gartner maupun IDC kompak untuk menunjuk Lenovo. Keduanya juga sama-sama mencatat market share dari vendor pemilik lini Yoga itu melebihi 24%.

Sedangkan di belakangnya secara berturut-turut ada HP, Dell, dan Apple. Untuk di peringkat lima, Gartner menyebut Asus sedangkan IDC memunculkan nama Acer.

Secara keseluruhan, Gartner mencatat bahwa pengapalan PC global sepanjang 2018 lalu mencapai 259,4 juta unit. Torehan tersebut turun sebesar 1,3% dibanding pada 2017.


Sepanjang 2018, Pengapalan PC LesuFoto: dok. Gartner


Nah, untuk peringkat vendor dengan pangsa pasar tertinggi selama 2018, Gartner dan IDC kembali berbeda pendapat. Menurut Gartner, lima teratas diisi oleh Lenovo, HP, Dell, Apple, dan Acer. Sedangkan data IDC menunjukkan HP-lah yang berada di posisi teratas, baru disusul Lenovo, Dell, Apple, dan Acer.


Sepanjang 2018, Pengapalan PC LesuFoto: dok. IDC


Lantas, mengapa pasar PC dunia pada 2018 tampak lesu dibanding tahun sebelumnya? Baik Gartner maupun IDC kompak menyebut penyebabnya adalah kelangkaan CPU serta tidak tentunya kondisi ekonomi dan politik sejumlah negara, seperti perang dagang antara Amerika Serikat dan China.


(mon/krs)