Pendiri Huawei Duitnya Rp 46 T, Dulu Aktif di Militer China
Hide Ads

Pendiri Huawei Duitnya Rp 46 T, Dulu Aktif di Militer China

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 11 Des 2018 17:00 WIB
Ren Zhengfei, pendiri Huawei. (Foto: AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)
Beijing - Huawei, kini perusahaan ponsel dan infrastruktur telekomunikasi raksasa, didirikan oleh Ren Zhengfei pada tahun 1987. Ren, yang kini berusia 74 tahun, menjadi sosok yang terkenal dan berpengaruh di China.

Perhitungan terbaru Forbes menyebutkan harta terkini Ren sebesar USD 3,2 miliar atau di kisaran Rp 46 triliun. Padahal dulu, dia lahir di keluarga miskin.

Dikutip detikINET dari Guardian, Ren adalah anak seorang guru di sebuah tempat terpencil daerah pegunungan di provinsi Guizhou. Perjuangan orang tua membuat Ren berhasil menempuh kuliah di Chongqing Institute of Civil Engineering and Architecture.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Bahkan hanya karena kami punya garam, kami sudah dianggap kaya (di wilayah itu-red)' kata Ren dalam sebuah kesempatan.

Pada tahun 1970-an, Ren bergabung ke militer China di bagian penelitian tentang teknologi. Meski tak pernah punya pangkat formal, berbagai temuannya membuatnya jadi sosok yang dihargai.

"Dia sempat tak masuk dalam Partai Komunis China karena latar belakang sosial keluarganya. Saat di militer, Ren membuat beragam pencapaian teknologi yang diakui. Tahun 1982, Ren pensiun dari militer karena ada pengurangan orang. Di 1983, dia jadi orang sipil dan pindah ke Shenzen untuk bekerja di bisnis elektronik," tulis buku biografi Ren.

Ren kemudian memutuskan mendirikan perusahaan baru bernama Huawei dengan modal sekitar 4.000 poundsterling dari 5 investor. Rencana perusahaan itu belum benar-benar matang. Namun kemudian, perlahan tapi pasti, Huawei dinakhodainya meraih kesuksesan besar.

Namun demikian, Huawei belakangan terus dicurigai khususnya oleh Amerika Serikat, karena dianggap bisa saja menjadi sarana pemerintah China melakukan aksi mata-mata. Apalagi latar belakang Ren sang pendiri, yang jadi anggota Partai Komunis China sejak tahun 1978 dan juga pernah bergabung di militernya.




Ren dan petinggi Huawei lain selalu membantah mereka memfasilitasi atau diminta oleh pemerintah China melakukan penyadapan. Dan AS pun sampai saat ini, tidak pernah menunjukkan bukti konkretnya.

Penangkapan sang anak, Meng Wanzhou, juga tidak terkait aksi mata-mata. Melainkan perannya dalam memuluskan transaksi terlarang antara Huawei dengan Iran, negara yang kena embargo perdagangan AS.

Meng adalah salah satu dari tiga anak Ren. Ia diketahui menikah 3 kali. Buah hati termudanya adalah seorang gadis cantik bernama Annabel Yao, yang sekarang kuliah di universitas Harvard.


(fyk/krs)
Berita Terkait