Presiden Qualcomm Incoporated Cristiano Amon menuturkan kalau adopsi 5G akan memberi dampak yang signifikan jika dibandingkan dengan perubahan yang telah terjadi di era 3G dan 4G.
Disampaikannya bahwa fase teknologi baru telah dimulai, di mana dalam industri ini di setiap dekadenya merupakan pengembangan teknologi nirkabel generasi selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam teknologi (5G) menjanjikan akan menghubungkan jutaan objek perangkat. Tak hanya terhubung, tetapi juga makin pintar," ucapnya di Snapdragon Tech Summit, Maui, Hawaii, Amerika Serikat.
Qualcomm melihat berbagai negara melalui para operator sudah menyiapkan langkah menuju 5G. Sebut saja China, Australia, Asia Tenggara, Jepang, Korea, China, Eropa, sampai Amerika Utara tentunya.
Di Amerika Utara, tepatnya di Negeri Paman Sam, operator AT&T, Sprint, T-Mobile, dan Verizon telah mengungkapkan rencanannya dalam menggelar layanan 5G di tahun 2019. "Tak hanya Amerika Serikat, tetapi juga 5G akan datang ke Eropa," ucapnya.
Untuk Benua Biru ini, Deutsche Telekom, EE, Swisscom, dan Vodafone telah menyatakan komitmen mereka dalam membawa jaringan generasi kelima tersebut melalui layanan mereka.
Kemudian di wilayah-wilayah lainnya yang juga turut tak mau ketinggalan dalam mengadopsi teknologi 5G. Pergerakan tersebut yang membuat cukup banyak negara secara bersama-sama meningkatkan teknologi jaringan mereka.
"Ini menjadi yang unik dibanding transisi 4G. Semua skala ekonomi di berbagai wilayah mengadopsi wireless terbaru dengan waktu yang hampir bersamaan," pungkasnya.
Tonton juga ' Menkominfo Sebut 5G untuk Industri, Bukan Individu ':