Dalam laporan itu Ericsson meyakini bahwa pada tahun 2024, 40% wilayah dunia sudah tercakup oleh jaringan 5G dan sekitar 25% di antaranya bakal melayani lalu lintas data mobile.
Peralihan teknologi jaringan ke 5G terasa penting, mengingat kebutuhan akan generasi baru teknologi nirkabel yang bisa membawa kecepatan internet kian melesat. Ada beragam manfaatnya, misalnya untuk mengoperasikan kendaraan dari jarak jauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dilansir dari BGR, Rabu (28/11/2018), ketersediaan 5G nantinya juga akan mendukung ekosistem Internet of Things (IoT). Ericsson memperkirakan pada 2024, ada empat miliar koneksi seluler IoT.
Dalam catatan Ericsson, keempat operator utama di Amerika Serikat telah mengumumkan secara terbuka akan memulai menyediakan layanan 5G antara akhir 2018 dan pertengahan 2019. Sedangkan di negara lain, Korea Selatan, Jepang, dan China diharapkan menyumbang volume berlangganan 5G yang signifikan.
Bergeser ke Eropa, sejumlah negara telah melakukan lelang spektrum untuk penggunaan layanan 5G, yang akan berlangsung beberapa tahun ke depan. Ericsson memprediksikan langganan 5G komersial pertama di Benua Biru ini tersedia pada 2019.
"Pada tingkat global, penyebaran jaringan 5G utama diantisipasi mulai tahun 2020 dan pada akhir 2024 kami memproyeksikan 1,5 miliar langganan 5G untuk meningkatkan mobile broadband. Ini akan mencapai hampir 17% dari semua langganan seluler pada waktu itu," kata Ericsson.
Baca juga: Oppo Sukses Uji Koneksi 5G |
Meski 5G melonjak, bukan berarti adopsi jaringan 4G menurun. Ericsson memperkirakan jaringan generasi keempat itu akan terus tumbuh dan mencapai 5,4 miliar pengguna pada akhir 2024.
"Jelas 5G berada di pikiran semua orang. Tetapi, harus diingat juga ini hanya baru permulaan dari perubahan teknologi besar dengan banyak tantangan di depan," pungkasnya.
(fyk/krs)