Pendiri Go-Jek Katanya Punya Kekayaan Rp 1,4 Triliun
Hide Ads

Pendiri Go-Jek Katanya Punya Kekayaan Rp 1,4 Triliun

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 25 Jul 2018 13:25 WIB
Nadiem Makarim. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Salah satu majalah bisnis di Asia belum lama ini merilis daftar 150 orang terkaya di Indonesia. Di dalamnya, terselip salah satu sosok di dunia teknologi dalam negeri. Ia adalah Nadiem Makarim.

Berdasarkan laporan Globe Asia, pria berdarah Arab itu memiliki kekayaan senilai USD 100 juta, atau sekitar Rp 1,4 triliun. Hal ini membuatnya sukses bertengger di urutan 150 dalam daftar tokoh-tokoh terkaya di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Nadiem merupakan pendiri sekaligus CEO dari Go-Jek. Startup itu juga yang mengantarkannya meraup kekayaan triliunan rupiah. Tentunya, pencapaiannya itu tak serta merta didapatnya secara instan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


4 Pendiri Startup Ini Masuk Daftar Orang Terkaya di Indonesia, tonton videonya di 20Detik
[Gambas:Video 20detik]

Semua bermula saat ia kembali ke Indonesia setelah menuntaskan pendidikannya di Brown University, sebuah kampus di Rhode Island, Amerika Serikat, yang dilanjutkan kuliah pasca sarjana di Harvard Business School dan meraih gelar Master of Business Administration. Patut diingat, ia tak langsung mendirikan Go-Jek saat kembali ke Tanah Air.

Pada saat itu, Nadiem sempat bekerja sebagai konsultan. Kemudian, pada 2011, barulah ia merintis sebuah start up bernama Go-Jek. Di masa-masa awalnya, layanan tersebut yang memanfaatkan fitur SMS pada ponsel. Lalu, Go-Jek mulai mendapat perhatian besar sejak peluncuran aplikasinya di ponsel Android dan iOS pada awal 2015.

Kegemarannya menggunakan layanan ojek untuk menembus kemacetan Jakarta memancing terbersitnya ide agar memudahkan penumpang dan pengojek terhubung dalam aplikasi smartphone. Selain itu, menurutnya, Go-Jek bertujuan untuk mendorong sektor informal seperti ojek yang tadinya bekerja serabutan dengan pendapatan tak menentu bisa beroperasi secara profesional dan berpenghasilan lebih baik.

"Kami di sini berusaha untuk menawarkan solusi lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan pekerjaan. Dimana mereka yang hanya punya motor, punya smartphone, dan berkemauan keras bisa bekerja," ujarnya saat dulu meluncurkan aplikasi Go-Jek.

"Kami juga berusaha untuk mensejahterakan tukang ojek yang mungkin selama ini penghasilannya tidak seberapa dengan memberikan pendapatan tambahan yang didapat dari Go-Jek Indonesia ini," tambahnya.

"Dengan Go-Jek, para pengemudi ojek ini setidaknya lebih produktif karena mereka tidak hanya membawa penumpang saja, tetapi juga membantu berbelanja dan juga mengirimkan paket yang mana itu semua bisa menambah pendapatannya," ungkap Nadiem.


Dari situ, Go-Jek pun cepat melesat sampai sekarang. Status unicorn, atau valuasi USD 1 miliar, pun sudah diraihnya. Bahkan, kini platform tersebut sudah mulai merambah ke luar negeri, salah satunya adalah Vietnam.

Mengusung nama Go-Viet, jelmaan Go-Jek itu pun sukses bersaing dengan Grab yang sudah lebih dulu beroperasi di sana. Menarik untuk ditunggu kiprah selanjutnya dari Nadiem dan Go-Jek selanjutnya, baik di Indonesia maupun luar negeri.

(mon/rou)