TCL selaku perusahaan yang memproduksi ponsel BlackBerry juga masih mempertahankan layar LCD 4,5 inch dengan aspek rasio 3:2 pada Key2. Meski begitu, sejumlah perubahan terjadi pada bezel bagian atas yang lebih ramping serta tombol navigasi akan hilang saat tidak digunakan sehingga layar ponsel dapat tampak lebih besar.
"Tujuan TCL adalah untuk menjaga hal-hal yang membuat smartphone BlackBerry menjadi ikonik namun tetap memperkenalkan inovasi dan pengalaman baru," ujar Alain Lejeune, Senior Vice President BlackBerry, sebagaimana detikINET kutip dari The Verge, Jumat (8/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inovasi tersebut salah satunya tertuang melalui kamera ganda yang muncul pada bagian belakang ponsel. Key2 mengadopsi dua kamera yang semuanya memiliki resolusi 12 MP. Setiap lensa memiliki bukaannya masing-masing, yaitu f/1.8 dan f/2.6 untuk menghadirkan fitur Portrait Mode dan autofocus yang lebih cepat.
Sedangkan untuk kamera depan Key2 dibekali lensa 8 MP yang memiliki mode slow-motion dan panorama. Selain itu, kamera depan ini juga memiliki kemampuan merekam video kualitas 1080p pada 30fps.
Satu lagi kemampuan yang cukup ditonjolkan oleh Key2 adalah ketahanan baterainya. Dengan kapasitas 3.500 mAh, sama dengan pendahulunya, ponsel ini diklaim dapat digunakan dalam kurun waktu hingga dua hari.
Selain itu, terdapat fitur Power Center yang akan mempelajari kebiasaan user dalam mengisi daya baterainya. Jadi, jika penggunannya biasa mengisi baterai pada pukul 10 malam tiap harinya, maka ponsel akan merekamnya sehingga kala user lupa melakukannya, smartphone ini akan memberikan peringatan. Key2 akan memberitahu berapa lama lagi waktu yang tersisa hingga ponsel tersebut mencapai titik low-battery.
Untuk jeroannya, Key2 ditenagai prosesor Qualcomm Snapdragon 660 dengan RAM 6 GB, dua kali lipat dari pendahulunya. Selain itu, terdapat pilihan memori internal yaitu 64 GB dan 128 GB.
Ponsel yang menjalankan sistem operasi Android Oreo ini memiliki pilihan warna hitam dan abu-abu. Key2 dibanderol dengan harga USD 649, atau setara dengan Rp 9 juta, dan mulai dikapalkan secara global pada bulan ini. (mon/fyk)