Ya, jauh sebelum ingar bingar e-commerce saat ini, Remco bersama Arnold Sebastian telah mendirikan Tokobagus di Bali pada tahun 2005. Pada awal berdirinya, situs ini berkantor di Denpasar dan fokus berbisnis di Bali.
Lambat laun, situs ini berhasil merebut perhatian khayalak dan pada tahun 2012, mereka telah memiliki lebih dari 3 juta anggota yang terdaftar dan lebih dari 1,4 juta macam barang yang dijual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah menghabiskan waktu yang terbaik dan pengalaman yang terbaik dalam hidup kami selama ini dengan Tokobagus. Begitu bangganya kami dengan tim yang ada dan terhadap apa yang telah mereka capai sehingga membuat keputusan ini sulit bagi kami berdua," kata Arnold dan Remco ketika itu.
![]() |
"Tapi memulai hal-hal baru sudah mendarah daging dalam diri kami dan merasa sudah saatnya bagi kami untuk menjelajahi petualangan baru. Kami sangat yakin dan dengan kepercayaan diri bahwa semua dapat berjalan dengan sangat baik, Tokobagus belum pernah berada dalam keadaan sebaik ini sebelumnya," tambah mereka.
Selepas dari Tokobagus, Remco masuk ke berbagai perusahaan. Salah satu yang sempat menarik perhatian media adalah kala ia bergabung ke situs e-commerce Jualo sebagai Advisor to the Board pada Februari 2016.
Remcl direkrut karena pengalaman dan kemampuannya dalam dunia jual beli barang bekas di dunia maya. "Kami mencari seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman untuk mendorong Jualo ke kursi depan pasar online untuk barang-barang bekas," tulis pendiri Jualo Chaim Fetter kala itu.
Namun di Jualo, Remco hanya bertahan sekitar 6 bulan. Di halaman LinkedIn, tercatat ia menjadi pendiri dan presiden direktur PT Ambient Digital Indonesia. Juga pernah mendirikan situs GilaSushi.com.
Kini, Remco telah berpulang. Pria kelahiran Belanda 24 Maret 1969 ini meninggal di usia 49 tahun. Ia meninggalkan istri dan dua anak.
Selamat jalan, Remco...
(fyk/rou)