Perusahaan yang berbasis di Kyoto, Jepang, tersebut menunjuk Shuntaro Furukawa untuk menjabat sebagai presiden mulai Juni mendatang. Sebelumnya, pria berusia 46 tahun tersebut menduduki posisi Managing Executive Officer of Global Marketing and Corporate Planning.
Furukawa akan menggantikan Tatsumi Kimishima yang sudah berusia 68 tahun. Mantan bankir yang menjabat sebagai presiden sejak 2015 ini mengaku memutuskan untuk mundur karena dirinya sudah memenuhi tanggung jawabnya dalam menghidupkan kembali Nintendo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Demi Aksesori, Nintendo Berburu Startup |
Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 26,7% dibandingkan dengan tahun fiskal sebelumnya, sekaligus akan menjadi yang tertinggi sejak Maret 2010. Meski begitu, estimasi tersbeut masih dibawah perkiraan 21 analis yang rata-rata menghitung bahwa Nintendo akan menorehkan laba sebesar 308,72 miliar yen.
Selain itu, dengan dijaganya momentum penjualan Switch, para investor juga mengharapkan konsol tersebut mampu mengalahkan kesuksesan Nintendo Wii orisinal yang berhasil terjual sebanyak lebih dari 100 juta unit. Torehan tersebut pun mengantarkan perusahaan yang didirikan oleh Fusajiro Yamauchi ini untuk mencatatkan rekor keuntungan tahunan tertinggi sebesar 555 miliar yen pada Maret 2009.
Hal senada pun diungkapkan oleh Furukawa. "Prioritas utama saya adalah untuk menjaga momentum pada konsol Switch, sekaligus memperpanjangnya," ujarnya, sebagaimana detikINET kutip dari Reuters, Jumat (27/4/2018).
Sebagaimana disebutkan oleh Furukawa, Nintendo akan terus menjaga momentum penjualan Switch yang masih menunjukkan performa baik di tahun keduanya ini. Sejak diluncurkan pada Maret 2017 lalu, perusahaan yang berdiri sejak 1889 ini sudah menjual 17,8 juta unit Switch di seluruh dunia. Dalam tahun fiskal berikutnya yang dimulai April ini, Nintendo menargetkan untuk menjual konsol hybrid tersebut sebanyak 20 juta unit.
![]() |
Kesuksesan konsol ini pun membuat sejumlah pengembang berbondong-bondong untuk membuat game bagi Switch, sehingga secara tidak langsung akan membuatnya semakin menarik bagi konsumen. Menariknya, para pengembang pada awalnya segan untuk memproduksi game bagi Switch. Hal tersebut dikarenakan Wii U, pendahulunya, gagal mengulangi kesuksesan Wii edisi pertama sehingga membuat sejumlah pengembang enggan membuat game untuk konsol tersebut.
"Pada awalnya, para pengembang game pihak ketiga sangat hati-hati dalam menentukan untuk membuat permainan bagi Switch karena khawatir penjualan konsol tersebut tidak akan bagus," ujar Hirokazu Hamamura, predisen pengembang game asal Jepang bernama Enterbrain.
Tapi, kini mereka justru berencana untuk merilis sejumlah judul game baru, dan ini akan memperpanjang momentum Switch dalam menambah penjualannya," katanya menambahkan.
Selain itu, kemunculan Labo pada awal tahun ini juga diperkirakan dapat menarik perhatian konsumen dengan usia lebih muda. Hal tersebut diungkapkan oleh analis senior dari Mizuho Securities bernama Takeshi Koyama.
"Labo dapat mendorong potensi Switch dalam melakukan penetrasi pasar. Bentuknya yang sangat universal dapat menarik perhatian segmen keluarga untuk membelikan anaknya," tutur Koyama. (afr/afr)