Kala dipanggil para senator Amerika Serikat pekan lalu, Mark Zuckerberg sempat tidak mampu menjawab sejumlah pertanyaan yang dilontarkan wakil rakyat Negeri Paman Sam tersebut. Untuk itu, pihak Facebook mencoba untuk memberikan jawaban yang ditunda oleh pendirinya tersebut.
David Baser, Product Management Director Facebook, menulis dalam blog resmi jejaring sosial tersebut mengenai bagaimana perusahaan yang berdiri pada 2004 lalu ini mampu mengumpulkan data milik lebih dari 2 miliar penggunanya. Bahkan, ia pun juga membuka kemampuan Facebook dalam mengumpulkan informasi kepunyaan orang-orang di luar user media sosial tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baser menyebut, banyak situs dan aplikasi yang menggunakan layanan dan Facebook untuk membuat konten serta menarik iklan dengan tingkat relevansi lebih akurat. Layanan tersebut terdiri dari Social Plugins, Facebook Login, Facebook Analytics, dan Facebook Ads and Measurement Tools.
Social Plugins dicontohkan sebagai tombol Like dan Share, sehingga memungkinkan user untuk berbagi informasi melalui Facebook. Sedangkan Facebook Login merupakan fasilitas yang memungkinkan para pengguna jejaring sosial tersebut menggunakan akun miliknya untuk masuk ke dalam situs atau aplikasi lain.
Lalu, Facebook Analytics dapat membatu situs dan aplikasi lain untuk dapat memahami lebih baik bagaimana orang-orang menggunakan layanan dari mereka. Sementara Facebook And and Measurement Tools memungkinkan situs dan aplikasi lain untuk menampilkan iklan dari para pengiklan di Facebook dan mengetahui seberapa efektif tampilan komersial tersebut.
"Ketika kamu mengunjungi situs atau aplikasi yang menggunakan layanan kami, maka kami akan tetap menerima informasi walaupun kamu sudah keluar atau tidak memiliki akun Facebook. Hal ini dikarenakan situs dan aplikasi tersebut tidak mengetahui siapa saja yang menggunakan Facebook," tulis Baser.
Ia menambahkan, sejumlah platform lain pun memiliki layanan serupa yang dimiliki oleh Facebook dan tentunya juga menerima informasi dari situs dan aplikasi yang menggunakannya. Baser menyebutkan, Twitter, Pinterest, dan LinkedIn juga memiliki tombol Like dan Share.
Sementara itu, Google memiliki layanan analytics yang sudah populer. Sedangkan Amazon, Google, dan Twitter memiliki fitur login yang serupa dengan Facebook. Nama-nama tersebut, dan masih banyak yang lain, juga menawarkan layanan iklan.
"Pada kenyataannya, kebanyakan situs dan aplikasi mengirim informasi yang sama kepada sejumlah perusahaan setiap kamu mengunjungi platform miliknya," tulis pria yang sudah bergabung dengan Facebook sejak 2011 lalu. (fyk/rou)