"Di band 3,5 GHz, terus ada 2,6 GHz, dan 2,8 GHz. Kita mengikuti kesepakatan dunia, jadi band itu tidak bisa Indonesia menentukan sendiri, kalau begitu nanti spesial dan khususnya yang bisa biayanya mahal," ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Ismail di Menara Merdeka, Jakarta (16/4/2018).
Ismail mengatakan, ada beberapa tujuan penggelaran 5G, seperti untuk pelayanan di sektor kritikal yang di mana memiliki latensi yang rendah. Sehingga, area tersebut perlu didukung dengan jaringan internet super cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, industri 4.0 yang mengkombinasikan komputasi awan atau cloud computing dengan mobile internet, dimana ratusan juta unit smartphone berkomunikasi dengan menggunakan platform-platform
"Perangkat-perangkat itu baru bisa beroperasi dengan baik, kalau sudah ada layanan 5G. 5G sekarang dalam proses finalisasi launching secara komersial," sebutnya.
Baca juga: 5G Bisa Tiba Lebih Cepat di Indonesia |
Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah operator seluler telah mempersiapkan layanan 5G, mulai dari Telkomsel, XL, Indosat Ooredoo, hingga Smartfren saling berlomba untuk menyiapkan layanan jaringan generasi kelima itu untuk diimplementasikan di Indonesia.
Sedangkan dari sisi jaringan, Ericsson, Nokia, Huawei, sampai ZTE juga berkemas-kemas agar jaringan yang disediakannya dapat dipakai oleh operator agar bisa menggelar layanan 5G secara komersil. (mag/asj)