Berdasarkan laporan yang disampaikan China kepada PBB pada Desember 2017, Tiangong-1 menggunakan methylhydrazine dan dinitrogen tetroxide untuk bahan bakarnya.
Pada laporan tersebut diungkapkan bahwa dari hasil analisis, sisa bahan bakar (dalam jumlah yang tidak banyak lagi) kemungkinan akan terbakar dan musnah bersama bagian-bagian stasiun saat memasuki fase re-entry atau masuk kembali ke atmosfer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Instagram Ini Penuh Cerita dari Luar Angkasa |
Lembaga pemerintah non kementerian ini memprediksi waktu jatuhnya Tiangong-1 ke Bumi, pada 1 April 2018 pukul 08:57 WIB +/- jam.
![]() |
LAPAN mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk memprediksi lokasi atmospheric reentry secara lebih akurat.
Dari pemantauan dan prakiraan tersebut, LAPAN memberikan kesimpulan sementara bahwa Indonesia belum dapat dinyatakan aman dari kejatuhan Tiangong-1, stasiun antariksa pertama milik China yang berbobot 8,5 ton.
Di samping itu, diimbau epada masyarakat bila menemukan bagian dari pecahan benda antariksa, disarankan segera menghubungi kepolisian terdekat. Jika perlu, mereka bisa menghubungi LAPAN dan instansi terkait lainnya.
"Masyarakat yang merasa melihat peristiwa re-entry-nya di langit bisa menghubungi Pusat Sains Antariksa LAPAN," kata LAPAN.