Pasalnya sebagaimana diungkap oleh VP of Corporate Communication Go-Jek, Michael Reza Say, ciri driver online yang menggunakan Fake GPS adalah dengan memalsukan keberadaannya agar terlihat lebih dekat dengan konsumen.
"Kalau naik Go-Jek sering kita menunggu lama, padahal di peta kelihatannya dekat. Nah Fake GPS itu adalah suatu aplikasi di mana kita bisa mindahin titik yang ada di aplikasinya Go-Jek. Jadi kelihatannya dia lebih dekat ke suatu lokasi tertentu," ujarnya kepada detikINET, Selasa (27/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Go-Jek mengaku pihaknya sudah menerima aduan dari para driver yang tak menggunakan aplikasi tersebut. Untuk itu belakangan ini mereka menggagas kampanye #HapusTuyul.
"Kalau laporan memang sering. Jadi program anti tuyul ini bukan semata-mata kita luncurkan begitu saja, namun juga hasil mendengarkan dari aspirasi driver juga. Mereka komplain banyak yang pakai aplikasi yang melakukan kecurangan," ujarnya.
Dijelaskan Michael, kampanye #HapusTuyul ini ditujukan untuk memberikan keadilan terhadap sesama driver. Kini Go-Jek telah memiliki sistem yang tersemat dalam aplikasi Go-Jek yang bisa mengetahui adanya aplikasi Fake GPS.
Sebelumnya pihak Go-Jek juga mengatakan dari kampanye #HapusTuyul ini, saat ini sekitar lebih dari 70% driver Go-Jek telah menghapus aplikasi Fake GPS yang dipasang di smartphone mereka.
Michael mengatakan kampanye #HapusTuyul ini telah digulirkan di beberapa kota seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan akan merambah ke Makassar, Medan, dan secara nasional pada pertengahan April. (jsn/fyk)