Seperti diketahui, biasanya pemadaman layanan telekomunikasi hanya terjadi jika terjadi fenomena alam, misalnya seperti bencana alam.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys mengatakan, operator seluler tidak memikirkan dampak kerugian pemadaman layanan telekomunikasi, meski itu berlangsung satu hari saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah telah menentukan sikap dengan mendukung Nyepi tanpa internet pada tahun ini yang diusulkan oleh para pemuka keagamaan di Bali. Disampaikan Merza, para operator seluler akan berupaya melaksanakan imbauan tersebut.
Sebab, untuk yang bersamaan pemerintah juga mengimbau agar penyelenggara telekomunikasi ini tetap menyediakan akses layanan kepada sektor strategis, misalnya rumah sakit, kebutuhan keamanan untuk polisi dan TNI.
"Kita mencoba melaksanakan imbauan ini. Kalau dikatakan internet mati total, tidak. Imbauannya kan sudah jelas, untuk area strategis itu tidak boleh dimatikan," sebut Merza yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Smartfren.
Sebelumnya, Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali menyerukan agar pada Hari Raya Suci Nyepi tahun ini tidak melakukan aktivitas di internet, di samping kegiatan lain yang sudah dilarang sebelumnya.
Seperti yang tertera pada poin keempat, operator seluler diminta untuk tidak menyediakan fasilitas internetan bagi pelanggan seluler. Hal itu demi menjaga kekhusyukan perayaan umat Hindu ini.
Operator seluler, dituliskan oleh Majelis-Majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali, agar mematikan layanan internet hari Sabtu, 17 Maret 2018 dari pukul 06.00 Wita s/d Minggu, 18 Maret 2018 pukul 06.00 Wita. (rns/rou)











































