2020, Layanan Fintech Diprediksi Meledak di Indonesia
Hide Ads

2020, Layanan Fintech Diprediksi Meledak di Indonesia

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 26 Jul 2017 19:25 WIB
Foto: Suasana diskusi TunaiKita (detikINET/Adi Fida Rahman)
Jakarta - Teknologi finansial (financial technology/fintech) di Indonesia kian menjamur. Diprediksi, pada 2020, layanan fintech akan meledak.

Managing Director Kresna Graha Investama Jahja Suryandy mengatakan, fintech menjadi sektor yang menarik saat ini. Pasalnya, fintech dianggapnya sebagai masa depan.

"Digital is the future. Lihat saja di mana-mana sudah digital. Saya baru balik dari Amerika, di sana McDonald sudah pake Kiosks, kasirnya cuma terima duit, tidak terima pesanan lagi," kata Jahja saat ditemui usai peluncuran layanan TunaiKita di Jakarta, Rabu (26/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jahja tidak setuju bila ada anggapan fintech menjadi ancaman dunia perbankan. Malah sebaliknya, fintech bisa berkolaborasi dalam menghadirkan layanan.

Misalnya TunaiKita, layanan ini tidak bersaing dengan bank yang mengucurkan kredit ke masyarakat. Pihak bank atau lembaga finansial lain malah bisa menjadi pengucur dana untuk dipinjamkan ke calon nasabah TunaiKita.

"Kami ini sebagai platform. Perbankan bisa menempatkan dananya di TunaiKita dan disalurkan ke calon peminjam," jelas Jahja.

2020, Layanan Fintech Diprediksi Meledak di Indonesia(detikINET/Adi Fida Rahman)


Jahja kemudian memprediksi layanan fintech di Tanah Air akan booming dalam tiga tahun lagi. Tanda-tandanya pun sudah terlihat dari sekarang. Dia mencontohkan, saat ini orang lebih banyak mengakses video di smartphone dan tablet ketimbang menonton di televisi.

"Itu tanda-tanda digital ekonomi akan melaju cukup pesat. Layanan TunaiKita aja baru beberapa minggu, sudah 9.000 orang yang mengajukan, padahal belum grand launching. Itu kalau bukan karena digital tidak akan mungkin," kata Jahja.

Jahja mengakui saat ini masih ada sejumlah kendala yang harus dihadapi industri fintech di Indonesia. Meski demikian, satu persatu kendala tersebut sudah teratasi. Salah satunya, ketersediaan infrastruktur telekomunikasi yang memadai.

Infrastruktur telekomunikasi, kata Jahja, menjadi paling penting dalam menghadirkan layanan fintech. Saat ini kualitas jaringan internet Indonesia sudah sangat baik. Operator sudah menggeber layanan 4G yang membuat akses semakin cepat dari sebelumnya.

"Saat ini tinggal kita mengedukasi masyarakat tentang layanan fintech. Setelah kita semua siap, fintech akan melaju sangat kencang," pungkas Jahja. (rns/rns)
Berita Terkait