Sebagai salah satu beranda terdepan di wilayah tapal batas Republik Indonesia (RI), PLBN yang berada di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ini sudah jauh berbenah tak hanya penampilannya, tetapi dari berbagai segi, termasuk urusan infrastruktur telekomunikasi.
"Kalau masyarakat sulit (sinyal) untuk berkomunikasi itu masalah. Tapi sekarang sebagian titik sudah (ada sinyal). Menara sebagian besar sudah berfungsi," sebut Bupati Sanggau Paolus Hadi, ketika ditemui di rumah dinasnya, di Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, Sanggau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Dulu kalau mereka menelepon sulit karena sudah masuk sinyal Malaysia. Nah, sekarang bisa lah sinyal kita itu," ujarnya.
Menurut Paolus, keluhan mengenai sulit sinyal dan roaming di perbatasan sudah berkurang dengan adanya penambahan tower di sejumlah titik. Meski demikian dikatakannya, sebagian wilayah masih belum maksimal karena beragam faktor.
"Ke depan, bagaimana memastikan masyarakat yang tinggal di sana ini, memiliki kesempatan dibangun (infrastruktur) yang sama," sebutnya.
Operator seluler berperan menjadi penjaga kedaulatan sinyal dan infrastruktur telekomunikasi di perbatasan. Sejauh ini, baru Telkomsel yang menguasai sepanjang wilayah terdepan Indonesia.
"Telkomsel paling dominan," ujar Paolus.
![]() |
Demi kedaulatan RI, Telkomsel telah bekerja keras menghadirkan akses telekomunikasi di daerah perbatasan di berbagai lokasi di Indonesia, termasuk Entikong.
"Kami selalu berusaha yang terbaik khususnya untuk wilayah-wilayah terdalam Kalimantan Barat ini, sehingga menjadi wilayah terdepan," kata M Norhansyah Manager Branch Telkomsel Pontianak, ditemui dalam kesempatan lain.
Norhansyah tidak memungkiri adanya sejumlah wilayah yang jangkauan sinyalnya belum maksimal. Ekskalasi pun dilakukan Telkomsel di titik-titik yang dilaporkan.
"Untuk jaringan di daerah tertentu kita akui bahwa geografis untuk Kalimatan Barat ini, banyaknya perbukitan sehingga tidak semua tercover dengan baik, dan ada beberapa faktor penyebabnya. Kita masih perlu tambahan beberapa site agar lebih sempurna," ungkapnya.
![]() |
Supervisor Radio Transport Power Operation Telkomsel Sintang Adi Wena Hydravicyan memaparkan, di perbatasan lintas Kabupaten Sanggau dan Malaysia, Telkomsel menyediakan 14 BTS 2G, 17 BTS 3G dan 4 BTS 4G, ditambah beberapa BTS USO di 10 titik lokasi.
Mengerucut ke wilayah Entikong sendiri, ada lima BTS 2G, 6 BTS 3G dan 2 BTS 4G. Adi juga membanggakan sinyal 4G Telkomsel yang sudah menyelimuti wilayah perbatasan.
"Kita sudah cek Malaysia tidak ada sinyal 4G. Seiring dengan programnya Presiden di mana ada perbatasan, kita pasang 4G," ujarnya.
Akses telekomunikasi diharapkan bisa mendorong pembangunan di daerah perbatasan, di antaranya mempercepat pertumbuhan perekonomian dan kemasyarakatan, sekaligus mampu menjadi katalisator dalam mempromosikan potensi daerah, serta meningkatkan daya tarik investasi, peluang usaha, bahkan lapangan kerja baru.
"Dengan sinyal terdepan dan luas, kita harapkan bisa membantu negara mengembangkan perekonomian negara di perbatasan Indonesia dengan Malaysia," tutupnya.
Simak cerita lainnya tentang daerah terdepan Indonesia di tapalbatas.detik.com (rns/rou)