"OLED berbeda dengan produk televisi lainnya. Kami hadir di kategori yang berbeda, televisi ini harganya mahal dibanding produk premium lainnya tapi bisa diterima. Di Eropa semuanya mengenalkan OLED TV dan lebih populer di kalangan kelas atas," kata Presiden Direktur LG Elektronik Indonesia Jae Young Lee di sela acara LG Innofest 2017 Asia di Pulau Jeju, Korea Selatan, Selasa (7/3/2017).
Lee mengatakan teknologi layar televisi QLED berbeda dengan OLED TV miliknya. Lee menyebut QLED merupakan kependekan dari quantum dot display led, tak jauh berbeda dengan televisi plasma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Layar itu dipasangi LED dan diberi cahaya, itu sebabnya disebut LED TV. Kemudian cahaya LED menyinari layar tapi OLED tidak punya cahaya. Layar itu sendiri adalah (LED) organik yang membuat cahaya. Apa yang mereka sebut QLED itu LED dan tentu masih punya backlight dan itu mereka menaruh satu di quantum dot partikel. Kami menyebutnya teknologi yang sama (LED pada umumnya) dengan nama yang berbeda," urai dia.
Sementara itu Senior Vice President of Marketing and Sales Home Entertainment Hyung Park mengklaim televisi OLED dengan keunikan dan kesempurnaannya sudah mendapatkan penghargaan dari CES 2017 sebagai produk terbaik.
"Untuk berkompetisi dengan segmen QLED kami menghadirkan generasi ketiga Super UHD TV. Televisi ini menghadirkan nano cell teknologi dengan ekstra warna, nano cell akan menghasilkan tampilan dengan penampilan yang cantik," kata Park saat membuka acara LG Innofest 2017 Asia.
Sebelumnya Samsung menyebut produk QLED-nya jauh lebih baik dibanding produk OLED TV. QLED sendiri merupakan kependekan dari Quantum Dot Light Emiting Diodes. Teknologi ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari teknologi Quantum Dot yang dihadirkan Samsung di jajaran televisinya tahun lalu.
"Ini akan mendefinisi ulang kateori televisi. Selain itu akan mengantar kita ke era baru televisi," sesumbar Hyun Suk Kim, President of the Visual Display Business at Samsung Electronics di pameran CES 2017. (ams/fyk)