Juara Foto National Geographic asal Indonesia Berbagi Kisah
Hide Ads

EOS Young Photographer Awards 2013

Juara Foto National Geographic asal Indonesia Berbagi Kisah

- detikInet
Selasa, 19 Nov 2013 16:46 WIB
Hanggi Tyo dan fotonya yang bertajuk My Full Colour Smile (detikINET)
Jakarta - Di pameran fotografi National Geographic yang digelar di Mall Gandaria City, Jakarta Selatan, terselip karya M. Hendartyo Hanggi Wicaksana. Tyo, demikian ia akrab dipanggil, adalah pemenang kompetisi foto EOS Young Photographer Awards lewat karyanya "My Full Colour Smile".

Kini, selagi menempuh pendidikan Universitas Islam Negeri Jakarta, ia juga tekun menyelami fotografi jurnalistik. Kepiawaiannya membidik momentum yang bernilai berita tak lepas dari keikutsertaannya dalam workshop tahunan yang digelar Galeri Antara. Galeri Antara sendiri sudah tersohor melahirkan fotografer-fotografer dengan kualitas mumpuni.

Baginya, foto jurnalistik bisa menjadi media untuk menyampaikan message ke orang lain. melihatnya. "Di sini, saya selaku penyampai pesan, agar orang lain bisa merasakan apa yang saya rasakan," paparnya kepada detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keingingannya untuk menjadi saksi sebuah peristiwa juga diluluskan oleh genre foto tersebut. Tyo, tak hanya mau berpuas diri mempraktikkan kepiawaiannya dalam menjepret obyek dalam bentuk 2 dimensi dan diam di situ.

Lewat foto ia berasa untuk bisa membangkitkan empati siapapun yang melihat karyanya. Maka saat waktunya menuntaskan tugas akhir yang diberikan Galeri Antara, pria yang gemar mendatangi acara-acara seni ini dengan gegas berangkat ke kota gudeg Yogjakarta.

Di sana ia bukan menghadiri pameran atau menyambangi galeri seni. Tyo 'mengemban' misi membuat photo story mengenai lumba-lumba. Gelaran Sekaten menjadi incarannya di mana atraksi lumba-lumva turut dipertontonkan.

Fotonya itu melengkapi hasil foto lainnya yang ia ambil di Ancol. Sadar mengambil foto dengan tema kontroversial, ia berusaha dalam posisi netral meskipun ia mengakui foto jurnalistik tidak ada yang sepenuhnya netral.

Hasil kerja kerasnya pun sempat mengisi ruang pamer galeri Antara. Bagi fotografer muda ini, proyek tersebut meninggalkan kesan mendalam. Kesukaannya akan foto jurnalistik agaknya akan setia ditekuninya sampai jangka panjang.

Tak ragu-ragu ia mengungkapkan cita-cita yang ia simpan. "Menjadi pewarta foto di AFP atau agensi-agensi foto lainnya," tukasnya dalam sebuah perbincangan di bilangan Jakarta Selatan. Tak cukup menempuh pendidikan hingga S1, Tyo juga mengatakan harapannya untuk bisa menyelesaikan kuliah hingga S2.

Fotografer, biasanya memiliki sosok lain yang dikagumi atau yang menginspirasi karya-karya mereka. Dengan lancar, Tyo menyebutkan nama Oscar Matuloh, Steve McCurry, Sebastiao Salgado hingga Elliott Erwitt sebagai fotografer yang ia kagumi.

Ketika ditanya ilmu apa yang ia ambil saat mengikuti workshop di Washington DC bersama fotografer National Geographic Traveller, Dan Westerger sebagai hadiah kemenangannya, ia menjawab," Jangan hanya memotret dari 1 angle saja," jawabnya.

Iapun dengan cekatan mencontohkan jawabannya itu dengan bahasa tubuh. Dengan sigap Tyo menirukan gerakan orang yang sedang memotret, lantas di detik selanjutnya ia menggeser badannya dan mulai memotret kembali, maksudnya, dengan angle yang berbeda.

Hanggi Tyo, seperti diberitakan sebelumnya, sukses menyingkirkan 27 ribu peserta dari Asia lain dan menjadi jawara dalam kompetisi bagi fotografer muda yang dimotori National Gegoraphic Channel dan produsen kamera ternama Canon. Ia baru saja menghadiri acara awardingnya di Singapura 1 November lalu.

Bagi Tyo, foto yang bagus adalah foto yang dibidik dengan jeli. Simak ujarnya, "Foto yang bagus itu ketika foto tersebut cukup membuat orang terlontar, misalkan "Foto lo nggak kepikiran nih, "Ko bisa sih?" Ngambil di mana? Padahal sebenernya obyeknya ada di sekitar kita dan sering dilewati".


Berita terkait:

Bermodalkan Kamera Pinjaman: Jadi Juara, Gratis ke Amerika


Β 

(sha/fyk)

Berita Terkait