Ya, produk-produk Nokia dan BlackBerry pernah begitu dipuja. Orang-orang di seluruh dunia dengan bangganya memakai produk dari kedua perusahaan ini.
Ada beberapa kesamaan nasib antara Nokia dan BlackBerry, dari masa keemasannya sampai seperti sekarang. Apa saja? Berikut di antaranya yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Memuncaki Industri Ponsel
|
Nokia jadi produsen ponsel terbesar setelah menumbangkan Motorola. Mereka pernah menguasai sampai 40% market share sebelum kedatangan iPhone dan Android.
Sampai akhirnya tahun 2012 itu, takhta Nokia diambil alih oleh Samsung, yang sampai kini masih berstatus vendor ponsel terbesar sejagat.
Sama halnya dengan BlackBerry. Smartphone ini pernah menjadi semacam simbol kaum elit dan banyak dipakai kalangan pebisnis.
Pada tahun 2008, popularitas BlackBerry meledak karena dipakai oleh Barack Obama yang menjadi presiden Amerika Serikat.
Pada saat itu, BlackBerry yang masih bernama Research in Motion memiliki nilai USD 83 miliar, dan menjadikannya perusahaan yang paling bernilai di Kanada.
2. Meremehkan iPhone
|
"Cobalah mengetik di layar sentuh iPhone, itu adalah kesulitan yang nyata. Anda tak dapat melihat apa yang Anda ketik," sindir Mike Lazaridis, mantan co CEO RIM menanggapi kedatangan iPhone di tahun 2007.
"Perkembangan ponsel akan mirip dengan komputer PC. Dengan Mac, Apple menarik banyak perhatian pada awalnya, namun mereka masih tetap jadi produsen niche. Itu pula yang akan terjadi di ponsel mereka," kata Anssi Vanjoki, Chief Strategist Nokia.
Barangkali karena merasa di atas angin, keduanya santai saja menghadapi iPhone. Terlebih, Apple memang pendatang baru sementara mereka sudah berpengalaman bertahun tahun.
Nyatanya, iPhone menjadi smartphone yang sangat laris dan memakan pangsa pasar BlackBerry serta Nokia.Β iPhone mengawali tren handset layar sentuh yang dibekali ekosistem aplikasi yang menarik.
3. Mengabaikan Perkembangan Tablet PC
|
"Pertanyaan yang harus Anda ajukan adalah, pasar dan permasalahan apa yang menjadi tujuan sebuah tablet? Apakah perangkat ini hanyalah pengganti laptop saja?," kata Lazaridis.
Nyatanya, Apple iPad sukses besar. BlackBerry pun coba meluncurkan tablet PlayBook untuk melawannya, namun gagal.
Nokia juga kurang sigap mengantisipasi perkembangan pasar tablet PC. Sampai sekarang, belum satupun tablet dirilis Nokia, sementara vendor lain berlomba menghadirkannya.
Meski dinilai sudah terlambat, Nokia digosipkan segera merilis tablet Windows akhir tahun 2013 ini.
4. Mengandalkan OS Jadul
|
Namun Symbian terus kehilangan pangsa pasar karena dinilai kurang atraktif dibandingkan pesaing. Sampai kemudian, Stephen Elop memutuskan meninggalkan Symbian dan memakai Windows Phone mulai tahun 2011.
Sama dengan BlackBerry. Perusahaan asal Kanada ini dahulu terus memakai OS BlackBerry 5, 6 dan 7 yang dinilai jadul dibandingkan Android dan iOS yang terus menghadirkan fitur keren.
Manajemen BlackBerry akhirnya mengumumkan kedatangan OS BlackBerry 10 yang benar benar berbeda, dan ditujukan untuk interface layar sentuh.
Sayangnya, handset BlackBerry 10 dinilai datang sangat terlambat sehingga sukar untuk memberi perlawanan berarti.
5. Mengalami Kejatuhan
|
Semenjak direbut tahtanya di tahun 2012 oleh Samsung, Nokia semakin anjlok. Windows Phone yang mereka andalkan tidak meraih minat yang signifikan.
Sampai akhirnya Nokia dijual pada Microsoft senilai USD4,7 miliar. Harga yang bahkan lebih murah dibandingkan akuisisi Microsoft pada Skype.
Demikian juga dengan BlackBerry. Handset BlackBerry 10 tidak terjual seperti harapan sehingga perusahaan mengalami masa sulit dan terpaksa melakukan PHK pada ribuan karyawan.
BlackBerry pun membuka kemungkinan menjual perusahaan. Saat ini, kabarnya mereka tengah berdiskusi intensif dengan Fairfax yang mengajukan tawaran pembelian.
Halaman 2 dari 6