Youtube Impact Report merupakan ajang bagi Youtube untuk melaporkan riset dampak kreator Youtube di Indonesia beserta manfaatnya terhadap ekonomi digital. Di sisi lain, apa yang dilakukan jika ada dampak negatif?
Namun sesuai dengan namanya, Youtube Impact Report ini hanya berfokus pada dampaknya. Hal ini khususnya dampak positif, bukan dampak negatif.
Tapi, hal itu bukan berarti Youtube menutup mata atas kekurangan yang dimilikinya, lagi pula memang tidak ada yang sempurna di dunia ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperoleh detikINET dari acara Kreator Indonesia Berkarya, Kamis (26/10/2023), Senior Product Marketing Manager dari Google Indonesia Oliviana Harahap mengatakan bahwa mereka memiliki tim riset yang bersifat internal untuk mendukung perbaikan Youtube.
"Laporan ini berfokus pada dampak, tapi apakah ada masukan dan input-input untuk perbaikan selanjutnya? Kita punya studi dan riset-riset lain yang bersifat internal," ujarnya.
Gautam Anand, VP dan Managing Director dari YouTube APAC, mengatakan bahwa Youtube akan terus memperbaiki diri dan melakukan perkembangan. Mereka berinvestasi untuk AI dan membuat aplikasi editing yang mempermudah para content creator.
Youtube juga terus berusaha untuk memastikan para penggunanya aman dalam bermain Youtube. "Mengembangkan produk ini (Youtube) merupakan kegiatan kami sehari-hari," terang Gautam.
Sebelumnya, Youtube Impact Report pernah diadakan pada Desember 2022. Namun, laporan ini belum selengkap di tahun 2023 di mana jangkauan risetnya lebih lebar.
Oliviana mengatakan bahwa responden di dalam data ini lebih banyak dan kota yang dijangkau lebih luas. Selain itu, ditemukan juga bahwa dampak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih konsisten sedangkan kontribusi ekonomi Youtube ini banyak dipengaruhi oleh ekonomi makro.
Dalam hal sektor juga ada perubahan. Dulu lebih condong ke dunia hiburan, sekarang menjadi lebih lebar yaitu UKM, pendidikan, musik dan media, serta industri kreatif.
Baca juga: Cerita Mensos Risma Kerja Dibantu YouTube |
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(fay/fay)