Mau Wisata Sejarah Yogyakarta? Cek Akomodasi di Aplikasi Ini
Hide Ads

Mau Wisata Sejarah Yogyakarta? Cek Akomodasi di Aplikasi Ini

Sponsored - detikInet
Senin, 23 Okt 2023 16:30 WIB
adv
Foto: dok. Traveloka
Jakarta -

Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia yang menawarkan kombinasi menarik. Yogyakarta kerap menarik wisatawan karena keindahan alam, keramahan penduduk, dan kekayaan sejarah kerajaannya.

Banyak orang berlibur ke Yogyakarta, salah satunya ke sekitaran Malioboro. Banyak pilihan hotel dekat Malioboro yang bisa dinikmati untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan bisa diakses dengan mudah pemesanannya melalui aplikasi, seperti Traveloka.

Untuk membantu Anda menikmati wisata di Yogyakarta, Traveloka menggelar event khusus bertajuk Traveloka Travel Fair. Kegiatan ini menawarkan berbagai pilihan Hotel, Tiket Pesawat, dan atraksi Diskon s.d. 50% + 30% & Travel Package.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun Traveloka Travel Fair bisa Anda ikuti mulai 25 Oktober hingga 11 Nov 2023. Jadi, jangan sampai terlewat agar Anda bisa segera pesan hotel Jogja melalui Traveloka!

Nah, jika tiket pesawat-hotel sudah aman dan Anda tertarik untuk belajar lebih dalam tentang sejarah Indonesia, khususnya yang ada di Yogyakarta, berikut adalah empat tempat wisata di Yogyakarta yang wajib Anda kunjungi.

ADVERTISEMENT

Destinasi Wisata di Yogyakarta, Cocok untuk Belajar Sejarah

1. Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta, juga dikenal sebagai Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, adalah istana resmi Sultan Yogyakarta. Didirikan pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I, keraton ini berfungsi sebagai tempat tinggal raja, pusat pemerintahan, seni, dan budaya Jawa.

Keraton Yogyakarta didesain dengan konsep filosofi Jawa. Bangunan, ruangan, dan warnanya dipilih dengan makna simbolis. Misalnya, pintu utama Keraton menghadap utara yang melambangkan Gunung Merapi dan Laut Selatan, dua elemen alam yang dianggap keramat dan memiliki hubungan spiritual dengan Keraton.

Di kompleks Keraton, pengunjung dapat melihat koleksi bersejarah, seperti kereta kencana emas, senjata tradisional, dan batik kuno. Setiap barang memiliki cerita dan sejarah yang terkait dengan Kesultanan Yogyakarta.

Setiap hari, pengunjung dapat menikmati pertunjukan kesenian tradisional, seperti wayang kulit, gamelan, dan tari Jawa. Para seniman yang tampil di Keraton telah melalui seleksi ketat dan mendapatkan pendidikan khusus untuk mempertahankan keaslian kesenian Jawa.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan atau dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Candi ini dibangun pada abad ke-9 M oleh Raja Balitung Maha Sambu dari Kerajaan Mataram Hindu sebagai penghormatan kepada Dewa Shiva.

Prambanan memiliki tiga candi utama yang dipersembahkan untuk tiga Dewa utama dalam agama Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Shiva. Candi Shiva adalah candi terbesar yang berada di tengah, diapit oleh Candi Brahma dan Candi Wisnu.

Selain itu, terdapat banyak candi pendamping dengan nilai estetika dan historis yang tinggi. Relief pada dinding candi menceritakan kisah-kisah epik Ramayana dan Mahabharata, menunjukkan interaksi budaya dan pertukaran ide pada zaman itu.

Adapun salah satu cerita terkenal mengenai candi ini ialah legenda Roro Jonggrang yang meminta Bandung Bondowoso membangun 1.000 candi dalam satu malam sebagai syarat pernikahan.

Candi Prambanan juga menjadi lokasi pertunjukan Sendratari Ramayana yang menarik ribuan wisatawan setiap tahun. Meskipun mengalami kerusakan akibat gempa bumi, upaya restorasi terus dilakukan untuk mempertahankan keindahan candi ini. Pada tahun 1991, UNESCO menetapkannya sebagai Situs Warisan Dunia.

3. Malioboro

Jalan Malioboro di pusat Kota Yogyakarta adalah tujuan wisata ikonik yang selalu ramai dikunjungi. Nama 'Malioboro' berasal dari 'Moleborough', seorang pejabat Inggris pada zaman kolonial. Selama berabad-abad, Malioboro menjadi pusat aktivitas sosial, politik, dan ekonomi.

Malioboro yang memiliki panjang sekitar satu kilometer ini menggabungkan tradisi dan modernitas. Di sepanjang jalan, terdapat hotel, bangunan bersejarah, dan pusat perbelanjaan modern. Beberapa bangunan tuanya masih mempertahankan arsitektur kolonial, menjadi saksi perkembangan Kota Yogyakarta.

Salah satu ikon Malioboro adalah Pasar Beringharjo, pasar tradisional sejak Kesultanan Yogyakarta. Di sini, pengunjung dapat menemukan berbagai barang, seperti makanan tradisional, batik, dan suvenir khas Yogyakarta.

Malioboro pun terkenal sebagai surga belanja. Pedagang kaki lima menawarkan berbagai jenis barang, terutama batik dan kerajinan tangan. Untuk pencinta kuliner, Malioboro juga menyediakan makanan khas Yogyakarta, seperti gudeg, pecel, sate, dan angkringan yang buka hingga larut malam.

Selain itu, Malioboro sering menyelenggarakan pertunjukan seni jalanan, seperti musisi jalanan, pelukis, wayang kulit, dan tari tradisional. Hal ini menunjukkan kekayaan budaya Jawa yang masih hidup.

Pemerintah kota melakukan renovasi di Malioboro untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki dan keberlanjutan lingkungan. Salah satunya dengan menyediakan area khusus pejalan kaki dan mengurangi kendaraan bermotor di beberapa bagian.

4. Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah warisan budaya terbesar dan penting di Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, monumen ini dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi selama era Dinasti Sailendra. Dengan latar belakang gunung dan hutan tropis, Borobudur adalah contoh luar biasa seni dan arsitektur Jawa kuno.

Desain Candi Borobudur terinspirasi oleh konsep alam semesta dalam ajaran Buddha. Monumen ini memiliki bentuk piramida bertingkat yang terdiri dari enam teras persegi, tiga teras melingkar, dan sebuah stupa utama di puncaknya. Setiap level mewakili tahapan perjalanan spiritual menurut ajaran Buddha, dari Kamadhatu (dunia keinginan) hingga Arupadhatu (dunia tanpa bentuk).

Salah satu daya tarik utama Candi Borobudur adalah lebih dari 2.600 panel relief yang menggambarkan kisah Lalitavistara (kehidupan Buddha), cerita Jataka dan Avadana (kisah moral dan etika), serta perjalanan Sudhana mencari kebenaran. Selain itu, ada juga ratusan arca Buddha di setiap teras.

Setiap tahunnya, Candi Borobudur menjadi pusat perayaan Waisak, hari paling suci bagi umat Buddha. Ribuan peziarah berkumpul untuk merayakan pencerahan Buddha di bawah pohon Bodhi dengan latar belakang candi yang megah.

Borobudur telah mengalami tantangan, termasuk kerusakan alam dan tumbuh-tumbuhan. Namun, upaya restorasi pada tahun 1970-an dengan bantuan UNESCO berhasil memulihkan keindahan dan integritas candi. Pada tahun 1991, Candi Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Yogyakarta memang tak pernah kehabisan cerita. Setiap sudutnya menawarkan pelajaran sejarah yang mendalam hingga menjadikan kota ini sebagai destinasi yang sempurna bagi para pencinta sejarah.

(Content Promotion/Traveloka)