Google Cekal 600 Aplikasi dari Play Store, Apa Alasannya?
Hide Ads

Google Cekal 600 Aplikasi dari Play Store, Apa Alasannya?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 21 Feb 2020 14:40 WIB
Ilustrasi google play store, Ilustrasi play store
Google Cekal 600 Aplikasi dari Play Store, Apa Alasannya? (Foto: detikINET)
Jakarta -

Google mencekal 600 aplikasi dan pengembangnya dari Play Store. Pencekalan ini dilakukan untuk memberantas penipuan berbasis iklan dan iklan di ponsel yang mengganggu.

Dikutip detikINET dari Buzzfeed News, Jumat (21/2/2020) salah satu developer terbesar yang dicekal adalah Cheetah Mobile yang berasal dari China.

Pengembang ini memang telah lama terlibat penipuan lewat iklan, tapi Google tetap mengizinkannya menerbitkan aplikasi di Play Store. Kali ini, semua katalog Cheetah Mobile yang berisi 45 aplikasi di Play Store telah dihapus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senior Product Manager Google for Ad Traffic Quality, Per Bjorke mengatakan aplikasi yang telah dihapus sebagian besar menargetkan pengguna berbahasa Inggris. Aplikasi-aplikasi ini dikembangkan oleh developer yang berasal dari China, Hong Kong, Singapura dan India.

Google memang memiliki kebijakan yang melarang pengembang untuk menampilkan iklan ketika aplikasi sedang tidak digunakan. Selain itu pengembang juga dilarang menampilkan iklan yang mengelabui penggunanya untuk diklik secara tidak sengaja.

ADVERTISEMENT

Bjorke pun mencontohkan aplikasi yang menampilkan iklan selayar penuh ketika pengguna ingin menelepon menggunakan ponselnya.

"Ini adalah manuver yang invasif yang mengakibatkan pengalaman buruk bagi pengguna yang mengganggu fungsi utama perangkat seperti panggilan telepon dan GPS, mengklik iklan secara tidak sengaja dan menyia-nyiakan uang untuk pengiklan," kata Bjorke.

Bjorke juga mengatakan bahwa Google telah mengembangkan teknologi machine learning yang bisa otomatis mendeteksi jika aplikasi menampilkan iklan saat tidak sedang digunakan. Sistem ini yang membantu mereka mengidentifikasi aplikasi dan pengembang mana saja yang melanggar kebijakannya.

Ia juga menambahkan beberapa pengembang menggunakan teknik yang sama untuk menghindari deteksi. Tapi tidak diketahui apakah mereka bekerjasama.

"Pasti ada indikasi bahwa mereka menggunakan teknik serupa. Apakah mereka terkoordinasi atau tidak, kami tidak tahu pasti," pungkasnya.




(vmp/fay)