Ancaman Kedaulatan Jika Ponsel Tesla yang Terhubung Starlink Masuk RI

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 13 Okt 2025 17:41 WIB
Foto: REUTERS/Nathan Howard
Jakarta -

Tesla, perusahaan otomotif milik Elon Musk, dikabarkan akan merilis ponsel bernama 'Model Pi' yang bakal menjadi pesaing berat iPhone hingga Google Pixel. Meski belum dipastikan, namun pakar telekomunikasi mengingatkan ancaman tersebut.

Berbeda dengan smartphone pada umumnya saat ini, ponsel Tesla ini disebut-sebut akan terhubung langsung ke satelit LEO Starlink dan tanpa menggunakan SIM card.

Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) Mohammad Ridwan Effendi memandang, selain berpotensi mengganggu ekosistem bisnis industri telekomunikasi lokal, ponsel made in Tesla tersebut juga bisa mengancam berbagai aspek. Mulai dari aspek kedaulatan digital, keamanan nasional, dan keberlangsungan industri telekomunikasi dalam negeri ke depannya.

"Karena ponsel tersebut terhubung langsung dengan Starlink, dikhawatirkan negara kehilangan kedaulatan siber atas infrastruktur tersebut. Negara tidak berdaulat dalam memastikan Starlink menjalankan kewajibannya terkait lawful intercept sesuai peraturan perundang-undangan," ujarnya dikutip Senin (13/10/2025).

Menurutnya, hadirnya Model Pi yang langsung terhubung Starlink makin gawat, karena semua komunikasi tak lagi lewat jaringan dalam negeri.

Oleh karenanya, Ridwan mengingatkan, perkembangan teknologi komunikasi seperti ponsel yang terhubung langsung ke satelit tanpa SIM dan tanpa melalui operator telekomunikasi patut menjadi alarm serius bagi pemerintah.

"Jika benar, Pi Phone buatan Tesla dengan integrasi Starlink memang menawarkan kemudahan akses, maka hal tersebut bisa mendatangkan ancaman nyata bagi keamanan nasional, kedaulatan digital, dan keberlangsungan industri telekomunikasi dalam negeri," tuturnya,

Situasinya makin kritis karena jauh sebelum Pi Phone muncul, Starlink sudah lolos dari kontrol pemerintah lewat satelitnya yang menggunakan Inter Satellite Link (ISL) untuk backbone di luar angkasa.

"Dengan ISL, Starlink bisa melewati gateway internet Indonesia, membuat negara tak punya kendali atas arus data dan keamanan jaringan. Hal ini sangat berbahaya karena membuka ruang bagi aktivitas kriminal, terorisme, hingga intervensi asing tanpa bisa diawasi aparat penegak hukum," ungkapnya.



Simak Video "Video: Starlink Setop Pelanggan Baru di RI, Kenapa?"


(agt/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork