Ekonomi Digital RI Capai Rp 2.263 T, Gen Z Ditantang Kuasai AI
Hide Ads

Ekonomi Digital RI Capai Rp 2.263 T, Gen Z Ditantang Kuasai AI

Agus Tri Haryanto - detikInet
Selasa, 30 Sep 2025 21:20 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid
Menkomdigi Meutya Hafid. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Medan -

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengingatkan kepada generasi muda, khususnya Gen Z, untuk tidak hanya menjadi konsumen kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), melainkan harus berperan juga sebagai produsen.

Hal itu disampaikannya dalam kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Senin (29/9/2025).

Menkomdigi mengutip berdasarkan data terungkap bahwa 43,7% Gen Z di Indonesia sudah menggunakan layanan berbasis AI, di mana angka tersebut yang tertinggi dibanding generasi lainnya. Menurutnya, angka itu membuktikan potensi besar, tetapi juga sekaligus tantangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa Gen Z adalah digital prosumer, artinya bukan hanya sebagai konsumen tapi juga produser konten," ujar Meutya di hadapan ribuan mahasiswa. "Kita berharap banyak dari Gen Z untuk bisa menjadi produsen aktif dari kecerdasan buatan atau AI, tidak sekedar user, harus jadi motor penggerak," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dalam paparannya, Menkomdigi menyebut AI sebagai game changer yang mampu meningkatkan nilai ekonomi global hingga USD 4,4 triliun per tahun. Sementara itu, laporan Google Temasek menyebutkan Indonesia diproyeksikan punya ekonomi digital mencapai USD 146 miliar atau senilai Rp 2.263 triliun di 2025. Dan menurutnya, generasi muda menjadi penentu Indonesia di masa mendatang, termasuk soal penggunaan AI.

"Angka ini menunjukkan peluang luar biasa untuk kita semua ikut berkontribusi. Jadi, Ai bukan sekedar mesin pintar tapi motor penggerak ekonomi yang telah mengubah industri, layanan publik, pendidikan," tutur Menkomdigi.

Di balik pontensi tersebut, Menkomdigi juga mengingatkan pentingnya etika dalam pemanfaatan AI. Pada saat ini juga, pemerintah, terutama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah memproses aturan AI yang sebelumnya masih setingkat Surat Edaran.

"Sekali lagi mengingatkan AI bukan masa depan yang jauh di depan, ini sudah di depan mata. Namun teknologi tanpa nilai kemanusiaan ini juga penting," ungkap Meutya.

Dengan segala peluang dan tantangan terkait AI, Meutya menyampaikan pesan kepada mahasiswa UMSU agar Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut dengan baik.

"Kita harus jadi tuan di rumah sendiri, mengembangkan teknologi sesuai nilai-nilai bangsa, termasuk kearifan lokal Sumatera Utara yang sangat kaya dan beragam," pungkasnya.




(agt/agt)
Berita Terkait