Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan penyebaran hoax terkait Pemilu 2024 di internet semakin meningkat.
"Mengingat agenda pemilu semakin dekat, tadi lewat KPU sudah tinggal 109 hari lagi. Saya ingin menyampaikan bahwa kita harus bersiap merespon penyebaran hoax terkait pemilu yang belakangan ini meningkat penyebarannya," ujar Budi di Jakarta, Jumat (27/10/2023).
Berdasarkan temuan Kominfo, hoax yang menyangkut pemilu sepanjang tahun 2022 hanya terdapat 10 isu saja. Tetapi, jelang memasuki tahun politik atau pada 2023 meningkat drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kominfo mencatat sepanjang tahun 2022 hanya terdapat 10 hoax pemilu. Namun, sepanjang Januari 2023 hingga 26 Oktober 2023 terdapat 98 isu hoax pemilu. Berarti terjadi peningkatan hampir 10 kali lipat isu hoax dibanding tahun lalu," tuturnya.
Lebih lanjut, kata Budi, secara khusus terjadi fluktuatif penyebaran hoax pemilu itu berlangsung dari bulan Juni, menurun di September, tetapi meningkat lagi pada Oktober 2023.
Budi menambahkan penyebaran hoax dan disinformasi ditemukan di internet platform hingga media sosial. Khusus untuk media sosial, Facebook, jadi sarang hoax pemilu.
"Catatan kami menunjukkan penyebaran hoax dan disinformasi terkait pemilu paling banyak ditemukan platform Facebook yang dimiliki oleh Meta. Saat ini, kami sudah mengajukan takedown 454 konten kepada konten kepada Meta," jelasnya.
![]() |
Menkominfo mengungkapkan kondisi hoax pemilu ini tentu harus menjadi kekhawatiran bersama bahwa hoax pemilu sebagai bentuk information disorder. Ia menyebutkan dampak hoax tidak hanya menurunkan kualitas demokrasi tapi juga berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
"Akibatnya, pemilu yang seharusnya menjadi pesta demokrasi dapat terkikis integritasnya, serta menimbulkan ketidakpercayaan antarwarga bangsa," pungkasnya.
(agt/fay)