Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta Indonesia hati-hati hadapi era 5G, agar tidak menjadi pasar saja, tapi bisa menjadi bagian dari perkembangan teknologi seluler generasi kelima itu. Dan, ini respon dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate.
Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang merupakan kementerian teknis ini membidangi sektor teknologi, tidak terkecuali perancangan teknologi 5G di masa mendatang.
Menkominfo mengungkapkan bahwa arahan kebijakan Kominfo terkait 5G selaras dengan arahan dari Presiden Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kominfo memandang kehadiran teknologi 5G sebagai teknologi baru di Indonesia harus memberikan kesempatan dan peluang seluas-luasnya pada potensi di dalam negeri kita sendiri," ujar Johnny saat dihubungi detikINET, Jumat (7/5/2021).
"Tujuan kita bersama untuk mendorong Indonesia tidak hanya jadi pasar, tapi juga mendapat benefit yang lebih besar, termasuk peluang menjadi negara produsen," ucapnya menambahkan.
Guna mencapai tujuan tersebut, Kominfo saat ini sedang merumuskan peta jalan alias roadmap implementasi 5G yang bersifat komprehensif, mencakup aspek ekosistem dan infrastruktur.
"Kominfo mendorong tumbuhnya platform-platform aplikasi dan konten lokal yang siap bersaing di era 5G menjadi pemain aktif setidaknya di pasar Indonesia sendiri," kata pria berkacamata ini.
![]() |
Selain fokus pada penyiapan spektrum frekuensi, infrastruktur aktif dan infrastruktur pasif yang memadai untuk penggelaran 5G juga jadi perhatian Kominfo. Adapun fokus lainnya adalah peningkatan level Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) perangkat 5G.
Sebagai informasi, perangkat 5G terdiri dari perangkat jenis base station dan perangkat subscriber station/handset. Untuk base station, Menkominfo menyebutkan, sedang diupayakan implementasi teknologi yang bersifat open protocol, yaitu Open RAN (Radio Access Network).
"Untuk perangkat handset, target minimal TKDN-nya adalah sama dengan TKDN untuk perangkat handset 4G saat ini. Saat ini telah terdapat industri dalam negeri (Electronic Manufacturing Services/EMS) yang telah mampu merakit (assembling) perangkat handset 5G," pungkasnya.
Sebelumnya, Dengan semakin deras kemajuan teknologi, Presiden Jokowi mengimbau agar kita berhati-hati terhadapnya, terutama jaringan 5G.
Jokowi mengingatkan kepada jajarannya untuk selalu mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi, agar dapat bersaing menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat.
Berbicara soal teknologi, Jokowi menekankan agar Indonesia tidak menjadi pasar, namun bisa menjadi bagian dari produsen teknologi dan memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi tersebut, salah satunya era 5G semakin dekat.
"Dalam perkembangannya teknologi yang sangat cepat, apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati, kita jangan hanya menjadi pengguna, kita jangan menjadi pengguna, kita jangan hanya menjadi smart digital users," ujar Jokowi.
"Tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang andal, yang mampu bersaing, yang kompetitif, dan harus mengembangkan smart digitalpreneur yang mengembangkan kewirausahaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri," sambungnya.
(agt/fay)