Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Uber dan GrabCar Didemo
Saat Sopir Angkot Tersisih Melawan Teknologi
Uber dan GrabCar Didemo

Saat Sopir Angkot Tersisih Melawan Teknologi


Josina, Wisnu Prasetyo - detikInet

Foto: Masaul/detikcom
Jakarta - Kehadiran layanan transportasi online 1-2 tahun ini membuat angkutan transportasi reguler terpukul. Konsumen memang lebih memilih yang mudah. Dengan hanya memencet tombol di HP lewat aplikasi, layanan taksi atau ojek datang. Teknologi memudahkan konsumen.

Tapi ternyata, kehadiran layanan transportasi dengan aplikasi itu berimbas pada para sopir angkot. Mereka yang tak paham teknologi tersisih. Pendapatan berkurang.

"Ya gimana, itu adanya ojek online bikin pendapatan kurang. Belum lagi ada taksi online," kata Inang pengemudi Angkot 18 Kp Melayu-Pd Gede yang ditemui di Terminal Kp Melayu, Jaktim, Senin (14/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dahulu Inang narik angkot bisa lima rit, sejak pagi hingga pukul 24.00 WIB. Tapi sekarang, paling banyak hanya tiga rit dan narik hanya sampai pukul 19.00 WIB.

"Gimana lagi, sepi. Pendapatan kurang 30-50 persen," terang dia.

Hal senada juga disampaikan Dullah, pengemudi Angkot 02 Kp Melayu-Bekasi. Kehadiran layanan transportasi online memukul pendapatan mereka.

"Katanya taksi online sama ojek online sudah didukung pemerintah, jadi nggak bisa dihapusin. Ya kita sih nggak bisa apa-apa, pasrah saja," tutup dia. (/ash)







Hide Ads