Agus - Bandung
Jawaban:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jika diklik atau tersentuh tidak sengaja, layar iklan tersebut akan menampilkan lebih banyak iklan lagi seperti pada gambar di bawah ini.
![]() |
Yang cukup menjengkelkan, iklan ini bersifat permanen dan sudah dipastikan akan muncul setiap kali Anda mengisi ulang gadget.
Salah satu faktor yang menyebabkan aplikasi ini perlu dihindari, karena settingan awal (default) dari charging lockscreen ini akan mengabaikan (bypass) setting pengamanan kuota YouTube pengguna gadget yang biasanya akan mengunduh atau menampilkan video hanya di koneksi WiFi dan menghindari mengunduh menampilkan video pada koneksi seluler karena akan menghabiskan kuota data seluler.
![]() |
Selain membuat kantong bolong, iklan yang muncul juga berpotensi mempermalukan atau membuka rahasia pemilik gadget karena iklan yang muncul akan menyesuaikan dengan channel yang sering diakses pengguna gadget dan tetap akan tampil sekalipun gadget dikunci dan tanpa perlu memasukkan kredensial seperti sidik jari.
Bayangkan jika video yang ditawarkan adalah video obat kuat, kontrasepsi, pornografi atau channel privat yang sering diakses pengguna gadget.
Charging Lokscreen
Banyak pengguna gadget bingung, kok mendadak lockscreen-nya berubah. Apa yang menyebabkan munculnya charging lockscreen ini?
Jawabannya adalah pada aplikasi gratisan yang Anda pakai. Ketika melakukan update aplikasi, pembuat aplikasi memutuskan untuk menambahkan aplikasi bernama 'smart charging'.
![]() |
Setelah aplikasi diupdate, akan muncul tawaran smart charging dengan klaim akan mempercepat proses charging, mencegah overcharging dan mengoptimalkan baterai.
Namun tidak diinformasikan dengan jelas bahwa Anda akan mengalami perubahan pada lockscreen yang menampilkan iklan dengan setting awal yang berpotensi menghabiskan kuota data seluler.
Sebenarnya, Google juga sudah menyadari akan hal ini dan pada akhir 2017 melakukan tindakan pengamanan pada aktivitas monetisasi lockscreen.
Google tidak membolehkan aplikasi yang tidak berhubungan dengan lockscreen untuk melakukan monetisasi lockscreen. Namun, namanya juga orang usaha, seribu satu akal-akalan digunakan untuk mencurangi aturan Google ini.
Salah satunya adalah dengan menambahkan fitur lockscreen pada aplikasi populer yang sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan lockscreen demi mendapatkan keuntungan finansial.
Menurut pantauan Vaksincom, ada banyak aplikasi yang menambahkan fitur sejenis Smart Charging. Dua yang cukup populer adalah ES File Explorer dan SHAREit.
SHAREit adalah aplikasi berbagi file yang sangat populer di Indonesia. Secara fungsional, SHAREit sangat berguna untuk para pengguna gadget yang sering berbagi file.
Namun update aplikasi SHAREit dengan menambahkan fitur 'Smart Charging' ternyata menimbulkan banyak masalah bagi penggunanya. Yang ditawarkan adalah 'Smart Charging', namun yang didapatkan terkandung juga Adware Lockscreen. Sekali Anda dapatkan, ia akan lengket kemana-mana seperti cicak basah dan sulit dilepaskan.
![]() |
SHAREit adalah aplikasi berbagi dokumen dan tidak ada hubungan dengan aplikasi lockscreen, namun dengan tambahan fitur ini, akan melegalkan SHAREit untuk menampilkan iklan lockscreen di layar penggunanya.
Menurut pengamatan Vaksincom, aplikasi Smart Charging yang ditampilkan SHAREit sangat mirip, baik tampilan maupun metodenya yakni 'Charging Boost' pada ES File Explorer di mana pada dasarnya tujuannya adalah mencari peluang untuk menampilkan iklan di layar lockscreen penggunanya.
![]() |
Sebenarnya, tanpa iklan dari lockscreen, iklan yang tampil dalam aplikasi SHAREit sendiri sudah cukup banyak dan cukup fair jika pengguna aplikasi gratisan memberikan kompensasi dengan mendapatkan iklan.
Dan praktek umum iklan yang wajar dan yang bisa diterima selama ini adalah iklan hanya muncul di dalam aplikasi yang bersangkutan. SHAREit sebenarnya dimiliki oleh perusahaan produsen hardware besar. Praktik bisnis kurang terpuji yang dilakukan melalui aplikasi ini berpotensi mencoreng nama baik merek yang dibangun dengan susah payah.
Pemegang merek seharusnya cukup jeli dan menghindari cara-cara monetisasi yang kurang terpuji dan dampaknya malah negatif serta berpotensi merusak nilai merek yang dibangun susah payah hanya demi uang dari iklan yang tidak seberapa dibandingkan kerugian dari kerusakan brand image.
Hati-hati dengan automatic update
Melihat pengalaman di atas, rupanya automatic update merupakan pisau bermata dua. Selain banyak digunakan untuk mengupdate aplikasi, digunakan untuk menutup celah keamanan dan memberikan fitur baru, rupanya di tangan vendor yang kurang bertanggungjawab, automatic update dapat digunakan untuk menambahkan fitur yang merugikan penggunanya.
Karena itu, pengguna gadget perlu selektif memilih update otomatis, hanya berikan izin update untuk aplikasi vendor terpercaya dan penting saja, guna menghindari penyalahgunaan update.
Jika tidak terlalu membutuhkan suatu aplikasi atau berpotensi merugikan, Vaksincom menyarankan Anda untuk menghindari menggunakan aplikasi tersebut. (rns/rou)