Jawaban:
Anak-anak tidak harus mencari sendiri konten pornografi untuk bisa menemukannya, khususnya di Internet. Konten-konten eksplisit seperti itu bisa muncul lewat iklan, media sosial, atau layanan berbagi video.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Lewat YouTube
Pernah dengar cerita dari orangtua lain bahwa anaknya yang masih berumur 11 tahun tak sengaja terpapar konten pornografi. Padahal anaknya mengakses YouTube untuk menonton video mobil remote-controlled, lalu tiba-tiba muncul iklan yang memuat konten yang tidak pantas dilihat. Anak akan penasaran dan tergoda untuk melihatnya.
Nah, di YouTube ada mode keamanan yang bisa diaktifkan. Untuk mengaktifkannya, masuk ke YouTube > Settings (terdapat pada sudut kanan atas browser). Kemudian pilih Playback. Di bagian bawah layar Anda akan melihat "safety mode", lalu aktifkan fitur tersebut. Jangan lupa klik "save" dan log out.
Netflix, Hulu, dan lain-lain secara terbuka menyiarkan siaran video erotis, dewasa, film dewasa. Jika anak Anda mencari acara Disney favorit mereka, bisa jadi mereka menemukan cover foto eksplisit untuk video dewasa.
Selain dari YouTube, lewat layanan video streaming seperti Netflix, Hulu, dan lain-lain, anak juga bisa menemukan cover foto eksplisit untuk film dewasa. Padahal anak awalnya ingin mencari acara Disney favorit mereka.
Tapi jangan khawatir, sekarang sudah ada Netflix "For Kids". Anda dapat membuat profil yang berbeda-beda berdasarkan usia. Berdasarkan profil itu, Netflix nantinya hanya akan menampilkan konten video yang sesuai umur.
Opsi lain untuk melakukan filtering adalah dengan menggunakan AdBlock Plus, alat content-filtering berbasis open source. Tool ini akan menonaktifkan video terkait dan menyaring iklan dengan konten eksplisit.
2. Lewat video game
Perhatikan kategori game yang dimainkan anak apakah sudah sesuai dengan umurnya atau tidak. Video game kini telah berevolusi. Meski anak Anda tidak memainkan game untuk usia dewasa atau terhubung dengan orang asing melalui Xbox Live, mereka masih berisiko terpapar konten pornografi.
Di konsol PlayStation 4 (PS4) misalnya, ada fitur bernama "Playroom". Awalnya, Playroom dibuat agar para gamer bisa chatting melalui webcam dan berbagi video dari game yang mereka mainkan. Namun dengan cepat fitur ini digunakan sebagai media untuk berbagi video porno dan konten yang tidak pantas lainnya.
3. Lewat media sosial
Sekarang berbagi konten lebih mudah daripada sebelumnya. Ada banyak situs dan aplikasi jejaring sosial yang tersedia. Lewat aplikasi seperti Yik Yak, SnapChat, Whisper dan lainnya, pengguna bisa berbagi pemikiran, ide, dan gambar secara anonim. Hal ini membuka celah bagi penggunanya untuk mengarah ke sexting dan berbagi konten eksplisit lainnya.
Untuk mengawasi kegiatan anak saat berselancar di internet, para orangtua bisa menginstall software parental control di komputer dan gadget anak. Namun ingat, software parental control hanyalah alat bantu, tidak bisa 100 persen menjamin anak akan aman dari pengaruh negatif di dunia maya. Peran orangtua dalam mengawasi anak secara langsung tidak bisa digantikan. Kuncinya adalah komunikasi dan keterbukaan. Awasi apa yang anak Anda mainkan, lihat, atau dengan siapa mereka berteman di internet. (jsn/ash)