Lewat IP Lokal, Game dan Esport Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Kreatif RI

Moch Prima Fauzi - detikInet
Selasa, 30 Sep 2025 10:03 WIB
Sejumlah atlet e-sport saat bertanding dalam turnamen. Industri gim saat menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk berkembang menjadi besar. Foto: dok. Istimewa
Jakarta -

Industri gim (game) kini bukan lagi sekadar hiburan, melainkan telah menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif (ekraf) yang memiliki potensi untuk bertumbuh pesat. Indonesia memiliki posisi penting dalam industri gim, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Tak hanya dari sisi permainan, di balik layar gim tersimpan aset paling berharga yang nilainya tak kalah besar yakni kekayaan intelektual atau intelektual properti (IP) berupa karakter, cerita, musik, desain visual, hingga turnamen esports. IP inilah yang menjadikan gim bukan sekadar produk digital, melainkan sumber nilai ekonomi dan identitas budaya.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar menyoroti pentingnya akselerasi karakter IP lokal dan besarnya potensi di sektor ekraf. Ia menyebut, saat ini dunia ekraf telah mengalami pergeseran signifikan, di mana dunia seni atau kreatif, salah satunya IP Character tidak hanya menjadi ikon budaya, tetapi juga sumber nilai ekonomi yang luar biasa besar.

Ia mengatakan melalui berbagai platform seperti game, hingga kolaborasi lintas industri, karakter-karakter ini mampu mengubah industri hiburan dan kreatif menjadi sektor yang menguntungkan.

"Kita melihat potensi sebuah IP dari gambar, supaya kita bisa juga mengembangkan atau mengorbitkan merek-merek dan IP-IP lokal, dan maka dari itu saya mendorong teman-teman, pejuang ekraf, hargai produk-produk kamu, baik digital ataupun non-digital," ujar Irene Umar pada konferensi pers di Jakarta beberapa waktu lalu.

Karakter Jota dalam gim Free Fire yang terinspirasi dari aktor laga Joe Taslim, dirilis di server Free Fire secara global pada 16 Maret 2020. Foto: dok. Istimewa

Sejalan dengan hal itu, Free Fire menjadi salah satu game yang konsisten membuka ruang kolaborasi dengan IP lokal. Tak hanya menggandeng IP global yang sudah mapan, Free Fire memilih menghadirkan karakter, cerita, dan elemen khas Indonesia ke dalam ekosistem permainannya.

Karakter Jota dalam game Free Fire contohnya, yang terinspirasi dari aktor laga Joe Taslim, dirilis di server Free Fire secara global pada 16 Maret 2020. Jota merupakan karakter in-game pertama Free Fire yang berasal dari Indonesia.

Dalam waktu seminggu setelah rilis perdana di server global, karakter ini menjadi salah satu karakter yang paling populer di Free Fire. Bahkan, dua pekan setelah dirilis, Jota sudah digunakan oleh lebih dari 50 persen pemain Free Fire di seluruh Indonesia.

Tak hanya menghadirkan karakter dari Indonesia, Free Fire juga pernah berkolaborasi dengan Isyana Sarasvati yang mengisi soundtrack Free Fire Indonesia Master (FFIM) 2022 bertajuk 'IL SOGNO'. Lagu tersebut mencerminkan makna tentang misteri dan perjuangan, terlihat sejarah perjalanan FFIM dari masa ke masa.

Free Fire juga baru-baru ini berkolaborasi dengan PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) untuk menghadirkan Jersey Official Timnas Indonesia sebagai bundle eksklusif dalam game. Selain jersey, pemain juga bisa mendapatkan hadiah menarik lainnya, salah satunya adalah avatar spesial Rizky Ridho yang tersedia mulai 20 Maret 2025.

Free Fire berkolaborasi dengan PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) untuk menghadirkan Jersey Official Timnas Indonesia. Foto: dok. Istimewa

Serangkaian kolaborasi tersebut menunjukkan bagaimana sebuah game tidak hanya berfungsi sebagai medium, tetapi juga sebagai ruang strategis untuk memperkuat identitas budaya dan karya kreatif Indonesia. Dengan masuknya karakter, musik, hingga karakter lokal ke dalam platform global, Indonesia berkesempatan memperluas jangkauan IP lokal agar dikenal dan diapresiasi lebih luas.

Dengan cara ini, generasi muda dinilai tidak hanya bermain, tetapi juga belajar mencintai Tanah Air melalui pengalaman interaktif yang relevan.

Country Head Garena Indonesia, Hans Saleh mengatakan pihaknya berkomitmen menjadikan platform game sebagai ruang kolaborasi bagi pengembang, musisi, hingga desainer lokal untuk memperlihatkan karya terbaik mereka sekaligus menginspirasi pemain di seluruh dunia.

"Bagi Garena, game bukan hanya hiburan, tetapi juga medium untuk memperkenalkan identitas budaya dan karya kreatif Indonesia ke dunia. Melalui kolaborasi dengan talenta lokal, kami ingin menghadirkan IP-IP yang lahir dari Indonesia agar bisa diapresiasi di panggung global," jelasnya di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Momentum tersebut akan semakin nyata dengan hadirnya Free Fire World Series (FFWS) Global Finals 2025 yang akan digelar di Jakarta pada Oktober-November 2025. Tak hanya menghadirkan duel esports Free Fire terbaik di dunia, turnamen ini juga akan menghadirkan kolaborasi kreatif antara esports dengan seni, musik, dan budaya Indonesia yang akan menciptakan pengalaman imersif dan penuh warna.

Garena Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menghadirkan kolaborasi lintas sektor dengan sederet talenta kreatif Indonesia. Ajang ini diharapkan membuka peluang kolaborasi lintas sektor mulai dari pengembang game, kreator konten, musisi, hingga desainer fesyen lokal untuk memperlihatkan karya-karya terbaik mereka dan memperkuat branding Indonesia di kancah internasional.

Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dan pelaku industri kreatif untuk mendorong transformasi ekosistem game menjadi katalis pertumbuhan ekonomi kreatif.
"Sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif, Garena berkomitmen menghadirkan inisiatif yang tidak hanya mendukung esports, tetapi juga melibatkan talenta lokal di berbagai bidang. Kami yakin langkah ini dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat inovasi digital dan kreatif di Asia Tenggara," tambah Hans.



Simak Video "Video: Ekraf Minta Tambah Anggaran Jadi Rp 1 T Buat Pertumbuhan Ekonomi"

(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork