Pembalap F1 Lewis Hamilton Kesulitan Main Game Jadul PS1

Jakarta -

Pembalap F1 yang begitu terkenal dan sangat sukses, Lewis Hamilton, ternyata kesulitan main game jadul PS1. Bahkan dirinya tidak bisa menyelesaikan tutorial di awal permainan.

"Aku belum melakukannya dengan baik. Waktu habis. Sialnya, aku tidak bisa melewati tahap pertama," kata Hamilton, dilansir detikINET dari Kotaku, Rabu (17/4/2024).

Game PS1 yang dimainkan oleh Hamilton judulnya Driver. Dari video yang dirilis oleh kanal YouTube Mercedes AMG Petronas Formula One Team, pembalap profesional ini kerap kali menabrak mobil yang berada di dalam permainan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun memang hingga kini, sepertinya bagian yang paling diingat gamer dari Driver ialah tutorial di awal game yang sulit diselesaikan. Di level ini, pemain harus bisa memperagakan beberapa gerakan mengemudi yang diberikan pengembang dalam waktu singkat.

Game ini tampaknya memang akan sulit dimainkan bagi mereka yang baru atau jarang mencobanya. Terlebih Hamilton sekarang lebih sering memainkan game tembak-tembakan seperti Call of Duty dan Fortnite.

Kendati begitu bukan tidak pernah dirinya menamatkan beberapa game jadul PS1. Hamilton pun mengaku sudah menyelesaikan game PlayStation seperti Gran Turismo.

Menurutnya, Gran Turismo menjadi salah satu game balap terbaik yang pernah ia mainkan. Ia menyukai bagaimana cara mobil di dalam permainan bergerak saat balapan.

"Ya, seperti saya menyelesaikan Gran Turismo, Mario, Mortal Kombat, ini semua adalah barang lama, Street Fighter, Call of Duty, Crash Bandicoot, GTA, setidaknya salah satu dari GTA," ungkap Hamilton.

Sedikit informasi, Driver merupakan game PlayStation yang dikembangkan oleh Reflections Interactive dan rilis pada tahun 1999. Diketahui bahwa game ini terinspirasi dari film kejar-kejaran mobil, yang fokus pada pekerjaan seorang petugas polisi bernama John Tanner.

Sang protagonis harus menyamar dan menyusup ke dalam kelompok kriminal. Tugasnya untuk menemukan dan mengetahui rencana bos penjahat yang akan membunuh Presiden Amerika Serikat.