Riot Games, raksasa video game yang terkenal dengan League of Legends dan Valorant, mengumumkan bakal memberhentikan 530 karyawannya. Itu berarti, mereka memangkas sekitar 11% dari total pekerja yang dimilikinya.
Pengurangan karyawan berasal dari tim pengembang Legends of Runeterra (LoR) dan menutup Riot Forge. Perusahaan mengungkapkan bahwa biaya pembuatan dan dukungan selama LoR berjalan, jauh lebih besar dibandingkan pendapatan yang dihasilkan.
Hal ini disampaikan langsung oleh Sang CEO, Dylan Jadeja, yang bilang kalau penyesuaian ini berkaitan pada dua hal. Dikatakan bahwa perusahaannya ingin fokus meningkatkan pengalaman gamer ketika memainkan game mereka, sekaligus mengurangi investasi pada area yang memberikan dampak kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Visi kami untuk masa depan sangat berani dan komitmen kami terhadap game live inti kami - League of Legends, Valorant, Teamfight Tactics, dan Wild Rift - lebih ambisius dari sebelumnya," kata Jadeja, dikutip detikINET dari situs resminya, Selasa (23/1/2024).
Dirinya bilang, perusahaannya akan memprioritaskan tim dalam mengembangkan game kompetitif itu. Jadi katanya, mereka dapat lebih fokus pada pembuatan konten, fitur, dan beragam pembaruan yang mungkin sudah dinantikan para pemain.
"Strategi kami akan lebih mengintegrasikan esports, musik, dan hiburan ke dalam game kami," imbuhnya.
Namun selain itu, Jadeja membeberkan bahwa sebenarnya timnya juga tengah menjalankan proyek baru. Hanya saja game yang disebut-sebut sebagai Project L ini, rumornya baru akan meluncur sebelum musim panas tahun 2025.
Dengan kabar terbaru dari Riot Games ini, maka menambah jumlah PHK yang terjadi selama tahun 2024. Sebelumnya Twitch dan Unity telah memulangkan karyawannya yang totalnya mencapai 2.300 orang. Dari jumlah itu, diperkirakan ada lebih dari 9.000 orang yang kehilangan pekerjaannya di industri game sejak tahun 2023.
(hps/fay)