.webp)
Saham Square Enix, pengembang game kawakan asal Jepang, merosot 15% pada Senin (7/8). Ini adalah penurunan terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Saham mereka pada Senin siang tercatat diperdagangkan di angka 5.620 yen, harga terendahnya sejak Mei 2022 lalu. Ada beberapa faktor yang diperkirakan menjadi penyebab penurunan ini.
Pertama adalah penurunan 79% dalam operating profit, yang dilaporkan dalam laporan keuangan terbarunya. Lalu Final Fantasy XVI, yang diharapkan bisa laris terjual, juga ternyata penjualannya tak terlalu bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan FF XVI tersebut, yang menjadi judul game andalan mereka sejak bertahun-tahun lalu, ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi tinggi yang ditetapkan. Hal itu dikatakan oleh Takashi Kiryu, presiden Square Enix kepada para analis dalam post-earning call, Jumat (4/8), seperti dikutip detikINET dari Bloomberg, Selasa (8/8/2023).
Penjualan FF XVI yang tak bagus itu awalnya disebabkan oleh lambatnya adopsi PS5 karena kelangkaan komponen. Namun, menurut Kiryu, kini masalah kelangkaan itu sudah bisa diatasi, dan Square Enix kabarnya akan mencari cara untuk meningkatkan penjualan game tersebut.
Final Fantasy pertama dirilis di Jepang pada 1987, dan menjadi pelopor game bergenre role playing game (RPG). Lalu hampir setiap seri game tersebut tercatat menjadi game laris pada masanya. Namun FF XVI yang dirilis pada Juni lalu penjualannya jauh lebih lambat dibanding pendahulunya.
"Keuntungan franchise Final Fantasy melemah dan peningkatannya akan membutuhkan waktu lama," kata Junko Yamamura, analis Citigroup dalam catatan untuk para investor.
Peluncuran FF XVI di Indonesia dilakukan di ajang Indonesia Comic Con Asia Pop 2023, yang digelar di Jakarta Convention Center (23-25/6) lalu. Game ini hadir dalam edisi standar yang dibanderol Rp 1.029.000. Sementara versi Digital Deluxe dapat dibeli seharga Rp 1.329.000. Tersedia pula PlayStation 5 edisi Final Fantasy XVI dengan harga Rp 10,5 juta.
(asj/fay)
