Google sempat berdiskusi dengan perusahaan game raksasa asal China, Tencent, untuk membeli Epic Games. Tujuannya, agar mendapatkan kendali lebih besar dari pengembang Fortnite tersebut.
Informasi ini bocor, dari sejumlah dokumen pengadilan berisi keluhan Epic, terkait pertikaian antimonopoli mereka dengan Google. Hal ini juga didasari, karena mungkin Epic tidak menerima tawaran dari perusahaan Larry Page dan Sergey Brin ini.
"Sebagai alternatif yang lebih potensial, seorang eksekutif senior Google, mengusulkan agar mempertimbangkan mendekati Tencent. Karena diketahui, perusahaan game asal China ini, memiliki sebagian saham di Epic," tulis keluhan tersebut, dilansir detikINET dari Protocol, Selasa (24/8/2021).
Sebagai salah satu pengembang dan penerbit game terbesar di dunia, mereka memiliki 40% saham Epic pada tahun 2012. Sisanya, kendali perusahaan dipegang penuh oleh Tim Sweeney, CEO dan Founder Epic.
"Tujuan Google mengajak Tencent, yakni membeli sahamnya dari Tencent untuk mendapatkan kontrol lebih besar. Kedua, bergabung dengan Tencent, membeli keseluruhan saham Epic," tulis keluhan Epic.
Selain itu, dokumen tersebut juga menjelaskan terkait kerja sama Apple dan Google yang berlangsung pada tahun 2018. Pembahasannya mengenai Google Search sebagai mesin pencarian default di Safari untuk iPhone.
Lalu perwakilan Apple, menyarankan kepada anggota senior Google untuk bekerja sama, memerangi Epic. Di mana ia mengatakan, upaya developer game tersebut, melemahkan tarif komisi toko aplikasi mobile dan pembatasan terhadap toko aplikasi alternatif.
Dalam keluhannya, Epic juga membeberkan informasi penting lain yang menyinggung perihal Project Hug. Sebuah inisiatif yang dirancang untuk para penerbit di Google Play Store.
"Lalu ada rahasia Project Hug Google, untuk membayar penerbit agar tidak bersaing dengan Google Play, melalui potongan harga 5% dari biaya toko," tulis Sweeney dalam postingan di Twitter.
Dengan suap, mereka mempengaruhi perancang aplikasi Android dan game developer agar tidak meninggalkan Play Store. Karena perhitungan yang muncul, Google berisiko kehilangan pendapatan hingga USD 6 miliar atau sekitar Rp 86,4 triliun, jika banyak pengembang mengikuti Epic dan meninggalkan Play Store.
Simak Video "Google Umumkan 8 Startup yang Telah Lulus dari Program Akselerasinya"
(hps/fay)