Begini Usaha Nintendo Menembus Pasar China
Hide Ads

Begini Usaha Nintendo Menembus Pasar China

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Sabtu, 03 Agu 2019 14:24 WIB
Nintendo Switch Lite. Foto: Nintendo
Jakarta - Dalam sebuah konferensi pers di konferensi game ChinaJoy di Shanghai, China, Nintendo mengumumkan kerja samanya dengan Tencent untuk merilis Switch di China, berikut dengan sejumlah penyesuaian yang mereka lakukan. Apa saja?

Pertama adalah Tencent akan menyediakan server dan layanan cloudnya untuk platform online Switch. Mereka pun akan melokalisasi game Nintendo menjadi bahasa Simplified Chinese, contohya adalah Super Mario Odyssey dan The Legend of Zelda: Breath of the Wild yang saat ini sudah dirilis.

Lalu toko eShop Switch pun akan dimodifikasi agar penggunanya bisa membeli game memakai sistem pembayaran WeChat yang sudah populer di Negeri Tirai Bambu tersebut, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Sabtu (3/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Kolaborasi antara Nintendo dan Tencent ini pertama diungkap ke publik pada April lalu. Tepatnya saat Tencent mendapat izin dari pemerintahan Guandong untuk menjual konsol Switch, meski saat itu belum terungkap kapan Switch akan dijual di China, juga harganya yang belum diketahui.

Masalahnya adalah ada peraturan berlapis yang harus diikuti oleh keduanya agar Switch bisa dirilis di China. Namun hal ini bukan halangan karena pasar China memang benar-benar menarik, karena menjadi pasar gaming terbesar di dunia.

Meski begitu, kebanyakan game di China dikuasai oleh smartphone dan PC. Penyebabnya adalah pabrikan konsol memang sulit untuk menembus China, contohnya adalah Sony, yang baru bisa menjual PS4 di China pada 2015.

Bagi Nintendo, ini juga bukan usaha pertama mereka untuk menembus pasar China. Sebelumnya mereka membuat perusahaan gabungan bernama iQue Player pada 2003, yang merupakan sebuah perangkat unik gabungan antara kontroler dan konsol yang terhubung ke TV. Usaha ini pada akhirnya gagal menembus pasar China.




Tencent pun dianggap sebagai partner ideal bagi perusahaan Jepang itu. Selain bisa membantu menembus birokrasi dan menyesuaikan dengan budaya lokal, Tencent pun berpengalaman di bidang ini karena ada di balik game terbesar di China dan beberapa negara lain, yaitu Honor of Kings (nama lain Arena of Valor - AOV) dan PUBG Mobile.

Namun Tencent sendiri bukan tanpa masalah, karena 2018 lalu mereka mendapat pelarangan dari pemerintah China untuk merilis game baru. Bahkan mereka tetap dilarang merilis game baru meski blokir terhadap perusahaan lain sudah dibuka.

Untuk saat ini belum bisa diperkirakan bagaimana nasib Switch di China. Namun kemungkinan Switch akan cocok untuk konsumen di China, terlebih setelah mereka merilis Switch Lite yang harganya lebih murah.





(asj/krs)