Meski demikian, SMA 1 PSKD tidak sembarangan memilih sebuah kompetisi untuk kemudian mengirim anak didiknya bertanding. Menurut Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Yohannes P. Siagian, hal ini karena pihaknya tidak ingin menaruh anak muridnya di sembarang lingkungan.
"Murid kami banyak mengikuti lomba sebetulnya. Tapi, fokus utama program pembinaan bukan prestasi pertandingan, namun pengembangan kemampuan dasar," ujar Yohannes ditemui detikINET di SMA 1 PSKD, Jumat (2/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk taraf pertandingannya sendiri, lanjut Yohannes, saat ini sekolah baru menempatkan muridnya di perlombaan yang digelar di iCafe bersertifikasi, seperti misalnya iCafe Nvidia. "Karena kami sekolah, kami tidak bisa menaruh murid kami di sembarang lingkungan. iCafe yang punya lingkungan bagus untuk pembelajaran," terangnya.
Tak hanya berlaga di dalam negeri, SMA 1 PKSD mulai tahun ini akan mengirim muridnya untuk bertanding ke Australia. Jadi, rencananya sekolah akan mengikutsertakan murid dalam liga pelajar Australia sebagai tamu undangan khusus.
![]() |
"Kami juga ingin menggalang liga pelajar untuk Indonesia. Kalau beruntung, semuanya akan berjalan dan dirili secara resmi dalam waktu satu dua bulan ke depan," pungkas Yohannes.
Bicara eSports di SMA 1 PSKD sendiri, sebelum menjadi program pembinaan, eSports sudah masuk dalam kurikulum pembelajaran teknologi informasi (TI) selama tujuh tahun. Jadi, di sela pelajaran TI, murid diajarkan bagaimana bermain game yang baik dan benar. (mag/rou)